Suara.com - Seorang pria di India nekat menghabisi nyawa ibu kandungnya hanya karena terlambat mendapatkan makanan.
Menyadur Gulf News, Senin (31/8), Ashok Thakur yang emosi, tak sabar menunggu ibunya yang tengah memasak makanan yang ia minta.
Akibatnya, pria asal distrik Samastipur, Bihar, ini meradang dan menyerang ibu kandungnya sendiri.
Lebih rinci, kepolisian Sarayranjan mengatakan insiden bermula ketika Ashok, dalam kondisi marah, meminta ibunya untuk menyajikan makanan pada Sabtu (29/8).
Baca Juga: Mulia, Pria India Donor Paru-paru untuk Pasien Covid-19
Sang ibu lantas menuruti permintaan anak laki-lakinya itu. Namun, ia membutuhkan sedikit banyak waktu lantaran harus memasak lebih dulu.
Setelah matang, perempuan ini langsung menyajikan makanan kepada anaknya. Alih-alih menyantap, Ashok malah marah.
Pria ini terlibat adu mulut dengan sang ibu. Hingga pada satu titik, amarah Ashok semakin menjadi-jadi dan berujung pada penyerangan.
"Dalam kemarahan, pria itu mengambil penggiling manual dan memukul kepala (ibu) dengan itu. Dia menderita luka serius dan jatun ke tanah," ujar petugas polisi Sanjeev Kumar Chaudhary, Minggu (30/8).
Perempuan berusia 75 tahun ini lantas dilarikan ke rumah sakit setempat. Namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan.
Baca Juga: Tanya Kapan Pandemi Covid-19 Usai, Banyak Orang India Pergi ke Peramal
Ashok ditangkap dan kasus pembunuhan telah didaftarkan atas pengaduan dari saudara laki-lakinya.
Menurut saudara laki-lakinya itu, Ashok bertingkah sangat kasar dengannya, dan mencoba menyerang saat ia berupaya menyelamatkan ibunya.
Kasus serupa juhga terjadi di India pada Juli lalu, di mana seorang anak tega membunuh ibunya hanya karena berselisih soal makanan.
Angad Yadav, asal Patna, menembak ibunya hingga tewas lantaran kesal dipanggil berulang kali untuk makan malam.
Manju Devi tewas usai ditembak tepat di kepalanya. Ia sempat menjalani perawatan selama 60 jam di rumah sakit, namun nyawanya akhirnya tak terselamatkan.
Devi mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Universitas Patna pada Jumat (24/7) sekitar pukul 14.00 siang.
Kepada polisi, ayah pelaku, Rambalak, mengatakan anaknya merupakan seorang pencandu narkoba dan kerap mengancam ia dan istrinya.
"Dia (Angad) telah berteman dengan beberapa orang nakal di desa. Ia bahkan menjadi pencandu narkoba karena lingkaran pertemannya yang buruk," beber sang ayah.