Dinyatakan Bersalah Atas Cuitannya di Twitter, Pengacara Ini Didenda Rp 197

Senin, 31 Agustus 2020 | 18:11 WIB
Dinyatakan Bersalah Atas Cuitannya di Twitter, Pengacara Ini Didenda Rp 197
Ilustrasi pengadilan. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pengacara dan aktivis hak sipil di India yang dinyatakan bersalah atas cuitannya di twitter, dijatuhi denda 1 rupee atau sekitar Rp 197.

Menyadur BBC, Senin (31/8), Prashant Bhushan dinyatakan bersalah karena unggahannya di twitter dinilai menghina pengadilan.

Pengadilan mengatakan jika Bushan gagal membayar denda, yang jumlahnya satu rupee, pada 15 September mendatang, ia akan dijatuhi hukuman tiga bulan kurungan.

Pria berusia 63 tahun ini juga diminta untuk meminta maaf kepada pengadilan, namun Bushan menolak, menyebut apa yang ia unggah di twitter merupakan kebenaran.

Baca Juga: Jalani Sidang Kasus Narkoba, Vanessa Angel Bawa Suami dan Anak

Bushan, pengacar soal kepentingan publik yang terkenal vokal, diseret ke meja hukum akibat dua cuitan yang ia unggah pada Juli lalu.

Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]
Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]

Satu tweet mengacu pada hambar Hakim Agung Sharad Bobde duduk di atas sepeda motor yang mahal.

Sementara cuitan lain terkait dengan perilaku empat hakim agung dalam enam tahun terakhir.

Pada Juli, pengadilan tinggi menyebut cuitan Bushan mampu merusak martabat dan otoritas Mahkamah Agung India.

"Serangan yang jahata, keji, dan diperhitungakan terhadap fondasi institusi peradilan dengan demikian merusak fondasi demokrasi," ujar penilaian pengadilan berisi 108 halaman.

Baca Juga: Tanya Kapan Pandemi Covid-19 Usai, Banyak Orang India Pergi ke Peramal

Secara terpisah, Mahkamah Agung juga telah memutuskan untuk memulai sidang terakhir dari kasus penghinaan yang dilakukan Bhushan 11 tahun lalu.

Kasus 2009 itu merupakan pernyataan Bhushan yang dibuat di majalah berita terkait tentang korupsi di pengadilan.

"Tanda-tanda demokrasi sedang dalam bahaya telah ditunjukkan oleh tidak kurang dari hakim Mahkamah Agung itu sendiri," kata Bushan dalam pembelaannya.

Pengacara ini menolak permintaan hakim untuk mengajukan permintaan maaf tanpa syarat dalam sidang putusan, Kamis (20/8) lalu.

"Saya tidak mencari dan meminta belas kasihan. saya tidak memohon kemurahan hati. Saya dengan hati tunfuk pada hukuman apa pun yang dijatuhkan pengadilan," kata Bushan.

Hukuman atas Bhushan telah memicu gelombang protes yang diikuti oleh hampir 3.000 orang, termasuk para penagcara kondang India, pensiunan hakim, hingga tokoh-tokoh berpengaruh.

"Menahan kritik dari para pemangku kepentingan bukanlah pertanda baik bagi lembaga mana pun, terutama pengadilan tertinggi di negara ini," ujar mereka dalam sebuah pernyataan.

Seorang pengacara senior Mahkamah Agung India, Arvind Datar, menyebut putusan itu sangat cacat dan harus ditark kembali.

Datar menunjuk adanya pelanggaran prosedural dalam menerima petisi yang berisi pengaduan terhadap Bhushan, menyebut pengadilan telah sepenuhny gagal untuk mempertimbangkan perselisihan yang diajukan Bushan, dalam menjawab tuduhan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI