Tolak Kosongkan Cafe yang Hancur akibat Ledakan Beirut, Pemilik Ditangkap

Senin, 31 Agustus 2020 | 14:51 WIB
Tolak Kosongkan Cafe yang Hancur akibat Ledakan Beirut, Pemilik Ditangkap
Suasana di wilayah pelabuhan Beirut, Lebanon, setelah ledakan besar, Selasa (4/8/2020). [Foto/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wanita dan ayahnya ditangkap setelah menolak untuk mengosongkan kafe miliknya yang terkena dampak ledakan dahsyat di Lebanon.

Menyadur Al Arabiya, Senin (31/8/2020), Rana al Dirani mengatakan bahwa ayahnya, sang pemilik Em Nazih Cafe, ditangkap karena menolak memberikan dokumen identitasnya dan mengosongkan gedung.

Ratusan bangunan hancur atau rusak setelah ledakan 4 Agustus di Pelabuhan Beirut akibat terbakarnya gudang ribuan ton bahan peledak.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh Rana, ayahnya terlihat diseret oleh polisi setelah menolak untuk mengosongkan cafenya.

Baca Juga: FBI Ikut Turun Selidiki Ledakan Besar di Beirut Lebanon

Wanita tersebut juga memaki pasukan Pasukan Keamanan Dalam Negeri (ISF) saat berusaha mengosongkan gedung dan menahan ayahnya.

Atas kejadian tersebut ia menyadari kesalahan dan meminta maaf kepada ISF atas perkataan kasar yang dilontarkannya, ia mengaku belum menyadari maksud dari pengosongan cafenya tersebut.

"Kami akan diizinkan kembali setelah menyelesaikan renovasi gedung," kata Dirani dalam postingan Facebook, meminta maaf karena menggunakan umpatan di ISF.

"Atas dasar itu, kami mohon maaf atas tindakan-tindakan tersebut dan kata-kata [kutukan] yang ditujukan kepada ISF." tambah Dirani.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan keamanan Lebanon mendapat kecaman keras atas kekerasan yang digunakan terhadap pengunjuk rasa selama demonstrasi anti-pemerintah.

Baca Juga: Menteri Ekonomi Lebanon Sebut Masih Punya Stok Tepung Terigu untuk 4 Bulan

Bentrokan pecah saat ratusan demonstran memprotes pemerintah Lebanon terkait ledakan besar pada Selasa (4/8/2020) yang meluluhlantahkan kota di Beirut.

Puluhan pengunjuk rasa melemparkan batu, kembang api, dan bom molotov ke pasukan keamanan yang kemudian dibalas dengan gas air mata. Beberapa demonstran mencoba memanjat dinding di luar Lapangan Parlemen.

Seorang polisi tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, kata Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon di Twitter.

Palang Merah mengatakan 117 orang karena luka-luka di tempat kejadian sementara 55 lainnya dibawa ke rumah sakit.

Puluhan demonstran turun ke jalan menyerukan agar pemerintah Lebanon dihukum karena lalai menangani gudang yang berisi bahan kimia yang mudah meledak tersebut.

Sebagai bentuk penuhi tuntutan rakyat, Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan mengundurkan diri pada Senin (10/8), kurang dari seminggu setelah ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon.

Ledakan dahsyat tersebut terjadi pada saat Lebanon mengalami krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam beberapa dekade.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI