Suara.com - Aksi demonstrasi anti-islam di Norwegia berakhir ricuh setelah salah satu aktivis kelompok merobek Al Quran dan menjelek-jelekan Nabi Muhammad.
Menyadur Sputnik, Senin (31/8/2020), Bentrokan terjadi antara kelompok Stop Islamizaion if Norway atau SIAN dan pengunjuk rasa kontra serta pihak keopolisan.
Kerucihan pecah saat kedua kelompok tersebut melewati batas barikade yang dibuat oleh polisi untuk memisahkan dua kelompok pengunjuk rasa tersebut.
Awalnya aksi demonstrasi yang berlangsung di luar gedung parlemen Oslo pada Sabtu tersebut berlangsung damai dan tertib mesikupun keduanya saling meneriakkan slogan-slogan.
Baca Juga: Pasangan Ini Nikah di Perbatasan Gegara Pandemi, Terhalang Seutas Pita
Keadaan mulai memanas setelah salah satu pemimpin kelompok SIAN mulai mengeluarkan orasi dengan nada mencela Nabi Muhammad.
Mendengar orasi tersebut, sejumlah demonstran dari kelompok kontra memanjat pagar barikade dan mulai menyerang kelompok SIAN.
Bukan hanya itu, sebelumnya ia mengeluarkan sebuah kitab suci Al Quran dan kemudian merobek beberapa halaman yang makin membuat kelompok kontra semakin marah.
Melihat kericuhan yang terjadi aparat kepolisian yang berjaga kemudian bertindak dan membubarkan keributan yang terjadi.
Dalam video yang diposting akun Twitter @Faytuks, pihak kepolisian Norwegia hingga menggunakan semprotan merica untuk membubarkan masa yang menerobos barikade yang dibuat oleh petugas.
Baca Juga: Kenalin Nih Renate Blindheim, Wanita Pertama yang Melatih Klub di Norwegia
Polisi juga menahan 20 demonstran yang diduga sebagai provokator kericuhan, termasuk seorang perempuan yang merobek Al Quran tersebut.
Akibat kericuhan yang terjadi, satu orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Protes yang terjadi di Oslo datang ketika Malmo, kota terbesar ketiga Swedia, pada hari Jumat menyaksikan aksi kelompok sayap kanan Denmark, Stram Kurs (Garis Keras), membakar Alquran di taman umum.
Setelah video tersebut diposting online, lebih dari 300 orang berkumpul di kota untuk menyuarakan kemarahan mereka.
Demonstrasi menjadi ricuh dengan orang-orang membakar ban, melemparkan batu ke arah polisi, dan merusak fasilitas umum yang ada di sekitarnya.
Kebakaran besar juga terjadi di garasi parkir bawah tanah. Setelah kerusuhan, polisi kota meminta bala bantuan dari pihak berwenang Norwegia karena mereka mengatakan mereka tidak terkendali.