Suara.com - Rencana pemerintah Jakarta kembali membuka bioskop mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan yang mengkhawatirkan hal itu memicu lonjakan kasus Covid-19 yang sekarang saja jumlahnya bertambah saban hari.
Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah berharap kepada Presiden Joko Widodo untuk peduli dengan keselamatan para tenaga kesehatan.
Mantan wakil ketua DPR yang belum lama ini mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Nararya dari Jokowi itu mengingatkan bahwa sudah banyak korban berjatuhan di kalangan tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
"Pak @jokowi yang terhormat, mohon perhatian atas keselamatan dokter dan paramedis. Mereka wafat bukan saja karena comorbid. Tapi karena virus ini masih misterius sebagiannya. Kemungkinan jenis virus ini ada yang ganas sekali. Dokter-dokter termasuk yang muda berguguran," kata Fahri yang memiliki istri dokter bernama Farida Briani Sobri.
Baca Juga: Bertambah 1.114 Kasus Positif, Pemprov DKI: Ada Klaster Libur Panjang
Fahri juga meminta Kementerian Kesehatan untuk berbuat sesuatu karena semalam seorang dokter lagi meninggal dunia karena tertular Covid-19.
"Menteri @KemenkesRI yang terhormat, semalam 1 lagi dokter berpulang karena Covid, dokter Edwin Marpaung SpOT (teman sekelas isteri saya di FKUI). Genap 100 orang dokter yang gugur sampai saat ini pensive face. Cobalah berbuat sesuatu. Krisis ini berbahaya jika menciutkan nyali paramedis kita. @jokowi."
Dewan Pakar Ikatan Ahli Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra tidak sependapat dengan rencana pembukaan bioskop.
Menurut Hermawan situasi saat ini belum memungkinkan untuk bioskop bisa kembali dibuka.
"Kami berpikir untuk pembukaan bioskop belum perlu, karena di samping berkumpulnya banyak orang di ruang tertutup dan potensial penyebaran secara aerosol, ini masih ada pemberlakuan psbb jadi pembukaan bioskop bukanlah solusi," ujar Hermawan saat dihubungi Suara.com, Rabu, (26/8/2020).
Baca Juga: Jenderal Andika Nggak Main-main! Tentara Rusak Polsek Ciracas akan Dipecat
Menurutnya hingga kini pandemi Covid-19 di Jakarta masih belum terkendali sehingga rencana pembukaan bioskop kurang tepat dilakukan. Bahkan, ia menyebut hal itu bisa membuat terjadinya peningkatan kasus virus corona.
"Bukan lagi klaster baru ya, karena semua sudah tersebar virus corona, tapi penambahan kasus secara signifikan, bioskop akan jadi ladang empuk bagi corona," kata dia.
Bioskop menjadi salah satu sektor ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19. Sejak merebaknya penyebaran virus SARS-CoV-2, pemerintah daerah menutup operasional bioskop untuk menghindari penularan di tengah masyarakat.
Rencana pembukaan kembali bioskop telah dilakukan dan dikaji oleh Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan telah melakukan kajian dalam rangka pembukaan kembali bioskop atau cinema pada masa COVID-19.
Ia menyampaikan kajian telah dilakukan selama beberapa minggu terakhir terhadap kemungkinan pembukaan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial dan ekonomi.
“Bioskop dan cinema memiliki karakteristik dan kontribusi penting terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat karena imunitas masyarakat juga bisa meningkat karena bahagia atau suasana mental atau fisik dari para penonton dan masyarakatnya ditingkatkan,” ujar Wiku pada konferensi pers di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Wiku menyampaikan pembukaan aktivitas sosial dan ekonomi, seperti bioskop harus memperhatikan aspek kesehatan secara ketat serta melalui tahapan prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pusat dan daerah serta monitoring dan evaluasi.
“Dalam prakondisi ini, dipastikan tentang kesiapan fasilitas itu sendiri, fasilitas pendukungnya, dan juga dalam penyelenggaraan, termasuk masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan tahapan berikut mengenai aspek timing. “Kapan itu akan dibuka,” katanya.
Tentunya tidak semua aktivitas dibuka pada waktu yang bersamaan. Wiku menekankan semua aktivitas yang akan dibuka perlu dipersiapkan dan diperhitungkan secara matang. Pada tahapan prioritas, pelaku yang berkepentingan perlu melihat prioritas sektor maupun dalam konteks fasilitas yang akan dibuka. Kemudian, tahapan koordinasi dan monitoring dan evaluasi.
Menyikapi rencana pembukaan bioskop, Wiku menjelaskan tahapan koordinasi pusat dan daerah telah dilakukan, yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh setiap pemerintah daerah.
Hal tersebut ia contohkan dengan pertemuan Satgas Penanganan COVID-19 dengan Pemerintah Jakarta pada hari ini yang membahas pembukaan kembali bioskop.
Hasil kajian tim pakar dari sisi medis dan kesehatan masyakarat terhadap pembukaan kembali bioskop, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pastikan antrean masuk dan keluar dari fasilitas bioskop dijaga dengan ketat dengan menjaga jarak yang baik, minimal 1,5 meter sehingga tidak ada kontak pengunjung.
“Demikian pula kesiapan dari penyelenggara, mereka harus dilatih dengan baik supaya dapat betul-betul memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat dan tertib selama dalam proses pembukaan bioskop,” kata dia.
Satgas nasional merekomendasikan pengunjung bioskop dengan usia rentang di atas 12 tahun dan di bawah 60 tahun. Selain itu, mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta seperti jantung, kencing manis, paru-paru, ginjal atau penyakit imunitas rendah lainnya.
“Selain itu, dalam kondisi sehat, tidak ada gejala batuk, demam lebih dari 38 derajat celcius, sakit tenggorokan, pilek atau flu, bersin, atau sesak napas. Dan itu harus dijalankan dengan protokol yang ketat,” kata Wiku.
Selama menonton, pengunjung tidak boleh makan dan minum serta selalu menggunakan masker dari sejak awal hingga selesai.
Pembatasan waktu di dalam ruangan bioskop dijaga tidak lebih dari 2 jam.
Jarak antar kursi dilakukan dengan baik sehingga berjarak. Ini dilakukan untuk menghindari kontak antar pengunjung dan juga tidak ada kontak dengan petugas.
Pengamatan langsung untuk upaya disiplin semua pihak harus dilakukan dengan baik oleh petugas, seperti penggunaan masker selama berada di gedung bioskop.
Tim pakar menyarankan masker yang digunakan adalah masker dengan filtrasi setara atau lebih baik dari masker bedah. Ini digunakan untuk mengantisipasi penularan antar pengunjung.
Pemesanan tiket tidak dilakukan secara fisik melainkan dengan online. Ini bertujuan juga untuk mempermudah pengecekan data untuk keperluan tracing apabila ditemukan kasus.
Melalui sejumlah rekomendasi tersebut, Satgas Penanganan COVID-19 dan pemerintah daerah berharap pembukaan kembali bioskop dapat berjalan baik dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menerapkan protokol yang berlaku secara optimal sehingga risiko penularan dapat dihindari.