Polda Sulbar Bentuk Dua Tim Khusus Telisik Kasus Pembunuhan Wartawan Demas

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 29 Agustus 2020 | 16:32 WIB
Polda Sulbar Bentuk Dua Tim Khusus Telisik Kasus Pembunuhan Wartawan Demas
Wartawan Mamuju Tengah Demas Laira. (istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah sepekan lebih belum juga bisa mengungkap kasus kematian jurnalis Demas Laira (28), kini Kepolisian Daerah Sulawesi Barat (Polda Sulbar) mengerahkan tim khusus membantu penyelidikan.

Kepala Bidang Humas Polda Sulbar AKBP Syamsu Ridwan mengatakan, ada dua tim khusus yang dikerahkan untuk menyelidiki kasus dugaan pembunuhan terhadap wartawan Sulawesion.com tersebut.

Kedua tim khusus tersebut, yakni tim forensik dan tim digital atau teknologi dan informasi (IT).

Tim khusus yang dikerahkan tersebut akan mendukung penuh penyidik dari Polres Mamuju Tengah untuk lebih cepat mengungkap kasus Demas yang belum juga mendapat titik terang.

Baca Juga: Misteri Pembunuhan Wartawan Demas Laira, Polisi Periksa Narsum Kepala Desa

"Bukan diambil alih, tetap penyidiknya bersama-sama karena penyidik Polres Mamuju Tengah diback up dari penyidik dari Polda Sulbar," kata Syamsu kepada Suara.com saat dikonfirmasi, Sabtu (29/8/2020).

Syamsu menjelaskan, tujuan tim forensik tersebut diturunkan untuk membantu mendapatkan fakta kebenaran yang sesungguhnya terkait kematian Demas.

Sedangkan, tim digital ialah untuk membantu mencari alat bukti. Mulai dari bukti-bukti yang ada di lokasi kejadian hingga bukti-bukti lain yang berhubungan dengan Demas Laira.

"Polda bantu asistensi. Kita turunkan juga beberapa tim itu, tim forensik dan tim digital atau IT," kata dia.

"Tim digital, ya untuk inilah mencari alat bukti. Termasuk itu (HP Demas Laira), tim digital yang nanti membuka. Udah terbagi-bagi timnya," Syamsu menambahkan.

Baca Juga: Orang-orang yang Diberitakan Demas Laira Sudah Diperiksa, Ini Kesimpulannya

Oleh sebab itu, lanjut Syamsu, semua tindakan-tindakan dalam penanganan kasus Demas Laira akan mendapat perhatian langsung dari Polda Sulbar.

"Semua barang bukti yang ditemukan di TKP yang menjadi bagian dari pencarian fakta," jelas Syamsu.

Syamsul menyebut dalam penyelidikan, memang ada sejumlah kesulitan yang ditemui penyidik untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan Demas.

Di antaranya, penyidik belum menemukan saksi kunci. Saksi kunci adalah orang yang melihat atau mendengar secara langsung peristiwa ketika Demas Laira meninggal dunia di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (20/8/2020) lalu.

"Saksi kuncinya yang belum ini. Sulit menemukan saksi kuncinya," ungkap Syamsu.

Sebelumnya, Pimpinan Redaksi Sulawesion.com Supardi Bado yang dikonfirmasi terpisah mengaku, sejauh ini belum ada titik cerah kasus kematian salah satu wartawannya tersebut.

"Belum ada informasi terbaru. Kalau menurut polisi itu buktinya sangat minim, makanya mereka agak kesulitan mengungkap ini. Sangat minim katanya bukti makanya agak lama prosesnya. Menurut mereka sih itu," kata Supardi kepada Suara.com, Jumat (28/8/2020) kemarin.

Ia pun membantah terkait adanya informasi yang menyebut bahwa berita soal pekerjaan proyek desa di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar yang dikirim Demas Laira ke Redaksi Sulawesion.com tidak berisi kritikan.

Akan tetapi, Supardi belum berani menyimpulkan kematian Demas tidak berkaitan dengan berita.

"Itu menurut polisi, tapi kan belum tahu. Kita juga belum tahu seperti apa. Apakah karena pemberitaan atau masalah lain. Ini yang secepatnya harus diungkap oleh polisi karena memang soal kritikan (berita Demas)," kata dia.

Supardi berharap, kepolisian bisa segera menemukan titik terang untuk mengungkap kasus Demas Laira.

"Kalau kami berharapnya di polisi sih, agar secapatnya segera diungkap. Karena ini sudah satu minggu toh. Sekarang belum ada perkembangan kasus," katanya.

Sementara, Keponakan Demas Laira, Yosgi meyakini jika saudaranya bukanlah korban perampokan.

Demas pamit menuju Kabupaten Pasangkayu, Sulbar pada Senin (17/8/2020) sore. Dari rumah, Demas berangkat seorang diri dengan mengendarai sepeda motor.

"Bagi kami, dengan melihat kondisi korban secara kasat mata kami. Ini bukan karena perampokan. Ini hanya anggapan kami. Dengan melihat banyaknya tusukan di tubuh korban," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI