Miris, Bayi ini Meninggal Diduga Lantaran Bidan Salah Beri Obat

Jum'at, 28 Agustus 2020 | 18:11 WIB
Miris, Bayi ini Meninggal Diduga Lantaran Bidan Salah Beri Obat
Kisah Rahma Sheva Kamila. (Instagram: @tante_rempong_offficial)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rahma Sheva Kamila, seorang balita yang tinggal di Purwosari, Bojonegoro ini meregang nyawa usai mengonsumsi obat berdosis tinggi. Menurut cerita yang beredar, resep obat yang diberikan kepada bayi berusia 5 bulan 10 hari tersebut didapatkan dari seorang bidan di Purwosari, Bojonegoro.

Cerita tentang bayi yang diduga mengalami malpraktik ini dituturkan oleh Sang Tante lewat akun Twitter @AllayyaBie pada Kamis (27/8/2020).

Unggahan tersebut sontak viral dan kemudian banyak diunggah ulang oleh akun media sosial lainnya, seperti akun Instagram @tante_rempong_offficial yang memberitakan kabar ini pada Jumat (28/8/2020).

Berikut adalah kronologi yang diceritakan oleh Tante dari Rahma Sheva Kamila.

Baca Juga: Kisah Polwan Berikan ASI kepada Bayi yang Ia Selamatkan

Kisah Rahma Sheva Kamila. (Instagram: @tante_rempong_offficial)
Kisah Rahma Sheva Kamila. (Instagram: @tante_rempong_offficial)

"Sabtu 22 Agustus 2020, seperti biasa tiap malam dia tidurnya sama saya. Cuma agak manja terus sering minta susu," tuturnya.

Sang Tante mengakui kala itu ia belum mengetahui jika Rahma Sheva mengalami dehidrasi.

"Minggu 23 Agustus 2020, pagi sekitar jam 7 badannya agak anget jadi cuma disibin. Setelah minum tiba-tiba mencret, karena terlalu sering jadi dibuatin kuning sama mamahnya buat ngehangatin perut," lanjutnya.

Sang Tante menuturkan bahwa siang harinya Sheva sudah sangat lemas dan minta selalu digendong. Oleh sebab itu, sore harinya Sheva dibawa ke seorang bidan. Bidan tersebut memerika Sheva dan memberinya obat (inamid).

"Saya dan keluarga sebagai orang awam gak tau menahu soal bahaya obat (inamid) bagi bayi usia 5 bulan ini," ungkapnya.

Baca Juga: Seorang Remaja di Rusia Lahirkan Bayi, Klaim Bocah 11 Tahun sebagai Ayahnya

"Dikira mamahnya Sheva, obat gak ada reaksi karena malah semakin panas. Suhu badan semakin tinggi, lemes, dan sering pup," sambungnya.

Malam harinya, kondisi Sheva tidak kunjung membaik. Hal ini menyebabkan seluruh orang rumah menjadi panik. Akhirnya, Sheva dibawa ke puskesmas agar bisa mendapatkan tindakan pertolongan dini. Sayangnya, respon dari puskesmas justru tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Tanpa pikir panjang, Sheva kemudian dilarikan ke RS PKU terdekat sekitar pukul 10 malam. Untungnya, rumah sakit tersebut langsung menangani Sheva. Namun, dokter mengatakan bahwa kondisi Sheva sudah sangat berbahaya.

Dini hari, kondisi Sheva mulai membaik. Namun, pada Senin 24 Agustus 2020 pagi, kondisi Sheva memburuk sehingga dokter mengatakan bahwa ia harus dirujuk ke rumah sakit lain.

Setelah itu, Sheva kemudian dirujuk ke RS Aisyah Bojonegoro. Namun sayang, pukul 12 siang Sheva dinyatakan meninggal dunia.

Sang Tante menuturkan bahwa kondisi Sheva yang kian parah ini disebabkan oleh obat (inamid) dari seorang bidan.

"Kita baru tahu bahwa obat itu tidak dianjurkan buat dede karena dosisnya terlalu tinggi, bahkan obat tersebut sudah merusak otak dan syaraf dede sehingga pembulu darah pas dibawa ke RS Aisyah BJN telah pecah. Keadaan sudah sangat buruk hingga tidak bisa ditolong," ujarnya.

Kabar yang diunggah oleh akun Instagram @tante_rempong_offficial tersebut mendapat berbagai reaksi dari warganet.

Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut telah disukai oleh lebih dari 6.000 pengguna Instagram.

Sejumlah warganet mengomentari postingan ini. Sejumlah warganet mengaku ikut sedih dan berbela sungkawa atas kejadian yang menimpa Sheva.

Namun, sejumlah warganet lain menghimbau agar saat anak sakit, sebisa mungkin langsung dibawa ke dokter saja dan orang tua dianjurkan untuk paham mengenai P3K.

"Ya maaf nih. Kalau anak sakit sebisa mungkin, minimal banget itu nyari dokter umum, jangan ke bidan. Selain itu juga jadi orang tua minimal belajar P3K pada anak. Anak demam itu kudu gimana, anak diare kudu tahu, punya simpanan obat P3K apa aja. Banyak kok edukasinya dari mulai di grup media sosial atau dari buku," ujar akun @espresso_late.

"Jadi pelajaran buat orang tua kalau anaknya sakit mungkin bisa langsung dibawa ke rumah sakit aja, jangan ke puskesmas ataupun bidan," ungkap seorang warganet.

"Ingat guys, bidan itu cuma membantu dokter buat tangani persalinan (hanya tindakan) dan bidan gak punya kewenangan untuk resepin obat bagi pasien," timpal @annisazaalia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI