Ramai-ramai Soal Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Sebenarnya Sebabnya Apa?

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 28 Agustus 2020 | 06:28 WIB
Ramai-ramai Soal Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Sebenarnya Sebabnya Apa?
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Pertamina Nicken Widyawati ketika melakukan kunjungan kerja di Pertamina Refinery Unit II Dumai, Provinsi Riau, Rabu (15/7/2020). [Antara/Humas Kemenperin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT. Pertamina (persero) mengalami kerugian lebih dari Rp11 triliun pada semester pertama tahun 2020. Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disorot sejumlah kalangan karena dianggap tidak becus mengawasi perusahaan.

Menanggapi berbagai pertanyaan publik mengenai kerugian Pertamina, analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim mengatakan, pertama, laba rugi perusahaan biasanya per tahun. "Rugi atau laba tentunya berdasar Neraca 31 Desember 2020 nanti," kata Rustam melalui akun Twitter @RustamIbrahim.

Kedua, kata Rustam, kerugian Pertamina terjadi pada situasi yang tidak normal. "Supply melimpah, demand rendah, harga minyak merosot," katanya.

Lebih jauh Rustam  membandingkan dengan Garuda Indonesia yang juga terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Yang Ketemu DPR Pekan Depan Bukan Ahok, Tetapi Direksi Pertamina

"Dalam situasi pandemi corona, apa bedanya Pertamina merugi atau Garuda merugi? Penumpang pesawat jauh berkurang dan jumlah pemakaian BBM juga sangat berkurang. Sesuatu yang sebetulnya dapat dipahami dengan mudah. Itu kalau mau memahami," katanya.

Rapat dengar pendapat antara Komisi VII DPR dan jajaran direksi Pertamina  diagendakan berlangsung pada Senin (31/8/2020) dengan agenda meminta penjelasan mengenai berbagai persoalan yang terjadi di perusahaan tersebut, terutama menyangkut kerugian yang mencapai sekitar Rp11 triliun pada semester pertama tahun ini.

Demikian dikatakan oleh Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto ketika dihubungi Suara.com, Kamis (27/8/2020). "Kita akan telusuri, untuk memitigasi agar kerugian itu tidak berlatur-larut terus. Harus sehat," kata dia.

Tetapi Sugeng memastikan dalam RDP, komisinya tidak mengundang Ahok.

Mengenai kerugian yang dialami Pertamina pada semester pertama tahun 2020, menurut Sugeng, hal itu terjadi karena berbagai sebab, di antaranya demand menurun secara drastis, dan persoalan serupa juga dialami hampir semua operator minyak raksasa dunia, seperti ExxonMobil, Chevron, juga British Petroleum. Mereka mengalami rugi sampai miliaran dollar Amerika Serikat.

Baca Juga: Komisi VII akan RDP dengan Pertamina, Ahok Tak Diundang

Kecuali Saudi Aramco yang justru meraup untung dalam kondisi sekarang.

Pandemi Covid-19, menurut Sugeng, ikut mempengaruhi demand. Tetapi Sugeng yakin, terutama setelah pandemi berhasil ditangani, keuangan Pertamina kembali membaik pada semester kedua tahun ini.

Sugeng mengatakan sekarang ini saja permintaan sudah membaik atau mulai menggeliat. "Mudah-mudahan semester depan akan setidaknya tidak rugi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI