Dalam ulasan tersebut, Rocky Gerung mengkritik soal kacaunya pemerintah soal pusat data Covid-19 nasional. Secara tak disadari, kata Rocky, pemerintah mengakui kekurangan dalam penanganan Covid-19. Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan pemerintah gamang dalam Covid-19 karena berubah-ubahnya sumber data Covid-19.
Sebagaimana diketahui Presiden Jokowi memerintahkan para menterinya untuk tak sembarang ngomong soal Covid-19. Jokowi gerah banyak komentar anak buahnya yang justru blunder. Jokowi meminta sebelum ngomong, menteri mesti memastikan datanya ke Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Jokowi telah mengungkapkan untuk data penanganan Covid-19, hanya ada empat jalur yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Lembaga Ilmi Pengetahuan Indonesia, Kementerian Koordinator Perekonomian dan Satuan Tugas Covid-19.
Namun dia menyayangkan, empat sumber data itu dikelola secara intelijen oleh BIN. Artinya peneliti yang mau mengakses data itu melalui sejumlah syarat ketat.
“Data empat tempat ini ada di intelijen, baru data itu data intelijen yang tak bisa diakses. Padahal universitas kan perlu akses data itu untuk mengevaluasi itu,” katanya.
Jurus mabuk pemerintah
Dengan kacaunya pemerintah menangani Covid-19. Rocky Gerung menduga nanti bakal muncul jurus mabuk dari pemerintah yaitu permainan isu soal insiden Kejaksaan Agung.
“Ini akan menjadi jurus baru. bentuknya jurus mabuk, serang segala arah. Kabinet serang pers. LSM akan diserang, oposisi akan diserang. Saya mau taruhan soal ini,” katanya.
Untuk menjalankan jurus mabuk, sindir Rocky dibutuhkan seorang master taichi, nggak bisa enggak. Sebab jika bukan si master yang menjalankan jurus segala arah itu, maka akan menjadi bumerang, patah bagi diri sendiri.
Baca Juga: Canggih, Peneliti Kembangkan Tes Covid-19 Pakai Sidik Jari
“Silakan edarkan jurus mabuk, kalau tak mampu Anda akan mabuk sendiri. Jurus mabuk itu akan saling menyalahkan,” tuturnya.