KPAI juga menanyakan soal ketersediaan tisu di sekolah. Penyediaan tisu di toilet sebelum pandemi hanya dilakukan oleh 27 persen sekolah sedangkan 41 persen sekolah menyatakan kadang-kadang menyediakan, dan 32 persen menyatakan tidak pernah menyediakan tisu.
Kemudian terkait penyediaan disinfektan. Hanya 23 persen sekolah yang rutin menyediakan cairan disinfektan untuk sterilisasi sekolah. Satu persen sekolah menjawab kadang-kadang dan 46 persen mengatakan tidak pernah menyediakan.
"Sementara pada adaptasi kebiasaan baru nanti berarti sekolah harus memiliki ini, harus menyediakan disinfektan," tuturnya.
Selain itu pihak sekolah juga ditanyakan soal sosialisasi terkait prosedur operasional standar protokol kesehatan Covid-19. Sebanyak 91 persen sekolah mengaku akan melakukan sosialisasi baik kepada guru dan murid.
"Jadi kalau mereka sudah membuat SOP atau protokol kesehatan mereka memang akan mensosialisasi ketika proses mereka akan menghadapi pembelajaran tatap muka nanti," tuturnya.
Melihat hasil survei tersebut, KPAI berkesimpulan bahwa protokol kesehatan yang sesuai dengan SOP adaptasi kebiasaan baru di sekolah masih minim. Lalu, persiapan buka sekolah di sejumlah daerah belum disertai dengan panduan yang jelas untuk menghadapi pembelajaran tatap muka.
KPAI mendorong pembukaan pembukaan sekolah harus berdasarkan adaptasi Kebiasaan Baru. Setiap sekolah dan pemerintah daerah juga harus melakukan edukasi tidak sekedar sosialisasi adaptasi kebiasaan baru tersebut.