Profil Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 27 Agustus 2020 | 11:56 WIB
Profil Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini, diketahui Refly Harun menjadi salah satu tokoh yang hadir dalam deklarasi gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Bagaimana profil Refly Harun, sang pakar hukum tata negara?

Dalam deklarasi bersama KAMI, Refly Harun menyatakan bahwa keikutsertaannya pada acara tersebut karena setiap warga mesti berpartisipasi dengan cara yang benar. Meskipun partisipasi itu tidak perlu ikut di dalam barisan kekuasaan.

Refly Harun terkenal sebagai salah satu pakar hukum tata negara yang kerap diundang ke istana presiden untuk membahas hal-hal umum, terutama mengenai praktik ketatanegaraan. Tidak hanya itu, sosok Refly Harun juga sangat dikenal oleh publik karena kerap menjadi narasumber di media elektronik.

Berikut ini profil Refly Harun, pakar hukum tata negara yang bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Latar Belakang

Pemilik nama lengkap Dr. Refly Harun, S.H., M.H., LL.M. lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 26 Januari 1970. Refly merupakan seorang pakar hukum yang dikenal konsisten dalam menyuarakan suatu kebenaran dan keadilan. Terutama yang menyangkut soal keadilan hukum di Indonesia.

Refly juga pernah menyatakan bahwa Indonesia sudah darurat korupsi karena tiga ketua lembaga negara terlibat kasus korupsi.

Pendidikan Refly Harun

Refly Harun meraih gelar sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1995. Ia melanjutkan pendidikan dan meraih gelar magister (S2) dari Universitas Indonesia pada tahun 2002.

Baca Juga: Refly: Kelebihan Ahok Satu Saja, Dia Diendorse Langsung Pusat Kekuasaan

Gelar master (S2) ilmu hukum tata negara juga berhasil diraih Refly dari Universitas Notre Dame, Amerika Serikat, pada 2007. Lalu gelar doktor (S3) diperoleh dari Universitas Andalas tahun 2016.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI