Mendikbud Nadiem Alihkan Dana POP Rp 595 Miliar untuk Beli Pulsa Guru

Kamis, 27 Agustus 2020 | 10:48 WIB
Mendikbud Nadiem Alihkan Dana POP Rp 595 Miliar untuk Beli Pulsa Guru
Mendikbud Nadiem Makarim saat mengunjungi SMA 4 Kota Sukabumi. [Dok. Kemendikbud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akan merealokasi anggaran dana Program Organisasi Penggerak (POP) sebesar Rp 595 miliar untuk membantu guru yang terdampak pandemi virus corona covid-19.

Nadiem menyebut realokasi anggaran itu bisa digunakan oleh para guru untuk kebutuhan pulsa selama masa pembelajaran jarak jauh alias sekolah online.

"Kami umumkan bahwa dana yang digunakan tahun ini akan direalokasi untuk membantu guru dalam bentuk pulsa di masa PJJ (pembelajaran jarak jauh) ini, jadi kami akan merealokasi untuk kebutuhan pulsa dan kebutuhan ekonomi guru yaitu pulsa juga dampak ekonominya besar bagi guru," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Kamis (27/8/2020).

POP sendiri, kata Nadiem, juga ditunda ke tahun 2021 karena adanya protes dari organisasi kemasyarakatan besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia.

Baca Juga: 3 Guru Dipenjara, Ini Pesan Keluarga Korban Susur Sungai untuk SMPN 1 Turi

"Jadinya program POP itu akan mulai di tahun 2021, jadi masih akan jalan tapi dengan memberikan kita waktu untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan yang sebagian direkomendasikan oleh organisasi-organisasi masyarakat besar yang saya sebut sebelumnya," ucapnya.

Nadiem menyebut pihaknya akan kembali memeriksa kelayakan dari proposal yang diajukan 156 ormas yang sudah lolos program organisasi penggerak selama masa evaluasi ini.

"Memastikan dan menjawab kecemasan masyarakat maupun ormas, kalau ada organisasi-organisasi di dalamnya yang lolos seleksi yang seharusnya tidak layak," jelasnya.

Kemendikbud juga terus berupaya merangkul kembali Muhammadiyah dan PGRI yang hingga hari ini belum memutuskan bergabung kembali dengan POP, sementara NU sudah kembali.

"Harapan kami adalah dalam waktu dekat kami bisa membawa kembali PGRI dan muhammadiyah kembali dalam program POP dan berbagai macam kolaborasi dengan pemerintah lainnya," imbuh Nadiem.

Baca Juga: Guru di Solo Ini Mengajar Pakai HT

Nadiem juga meminta ormas memanfaatkan waktu jeda penundaan ini untuk mempersiapkan program mereka dalam POP agar nanti semua sudah siap dimulai pada 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI