Kader PDIP Ngamuk Gegara Nggak Dicalonkan, Mega: Ya Saya Pecat, Fair Dong

Siswanto Suara.Com
Rabu, 26 Agustus 2020 | 18:16 WIB
Kader PDIP Ngamuk Gegara Nggak Dicalonkan, Mega: Ya Saya Pecat, Fair Dong
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers usai pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebutkan ada salah satu kadernya yang marah karena tidak direkomendasikan maju di pilkada tahun ini.

"Nah, ada orang tidak direkom terus ngamuk. Lah pikir loh. Ini gimana. Katanya kader partai? Ya sudah aturan partainya gimana? Ya saya pecat. Iya dong, fair," kata Megawati dalam pidato di pembukaan sekolah calon kepala daerah PDI Perjuangan gelombang dua secara daring, Rabu (26/8/2020).

Megawati cerita kalau  dirinya diangkat menjadi ketua umum partai oleh kongres partai, termasuk memberikan hak prerogatif sebagai ketua umum untuk membuat keputusan final, sehingga bila jabatan dan hak itu hendak dicabut, maka harus dilakukan juga berdasarkan kongres partai.

"Ada itu di Medan, dia masuk sebagai PDI Perjuangan. Itu bayangkan loh, urusan rekomendasi itu sudah otorisasi saya, karena saya dipilih oleh kongres partai, semua mesti tahu itu. Kongres partailah memberikan namanya hak prerogatif. Jadi bukan mau maunya saya itu hak prerogatif kepada saya. Ya kalau mau dicabut ya nanti di kongres partai kalau tidak disetujui," kata Megawati.

Baca Juga: Gibran dan Dito Bukan yang Terbaik di Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP

Dia menegaskan keputusan memberi rekomendasi kepada Bobby Nasution sebagai calon wali kota Medan adalah keputusan partai, dimana dia memiliki hak prerogatif sebagai ketua umum.

"Loh orang saya yang menentukan, hak prerogatif itu tahu ya? Kongres partai loh yang memberikan kepada ketua umumnya yang terpilih di kongres partai. Dan yang memberikan hak prerogatif itu kongres partai yang terdiri dari yang namanya seluruh Tiga Pilar partai," ujar Megawati.

Yang dimaksud Megawati tentu Akhyar Nasution, petahana wali kota Medan yang dulunya merupakan kader PDI Perjuangan. Namun belakangan Akhyar malah pindah ke Partai Demokrat untuk maju di pilkada Medan dengan dibantu oleh PKS.

"Mau marah sama saya ya boleh. Tapi marahnya hanya pribadi. Kalau (marah ke saya) sebagai ketum, nggak bisa. Karena (rekomendasi cakada) itu adalah hak saya. Supaya tahu loh. Supaya tahu," kata Megawati.

Megawati juga sempat menyinggung betapa secarik surat rekomendasi calon kepala daerah yang ditandatanganinya sangat dinanti banyak orang.

Baca Juga: Petahana Pilkada Pandeglang Cari Lawan, Tak Mau Lawan Kotak Kosong

Jika saja dia mau memperjualbelikannya, akan banyak orang yang bersedia membayar uang, namun hal itu tak pernah dilakukannya.

"Kalian bayar nggak untuk rekom saya?" tanya Megawati secara langsung di hadapan para calon kepala daerah yang menjadi peserta.

"Kalau ada yang bilang bahwa ketum itu menjual rekomendasi, kalian saya panggil. Ini adalah karena keputusan partai yang direkomendasi oleh ketua umumnya," kata Megawati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI