Suara.com - Keluarga bos pelayaran Sugianto (51) yang menjadi korban pembunuhan berencana melaporkan tersangka NL alias Nur Luthfiah (34) ke Polres Metro Jakarta Utara.
Karyawati yang menjadi otak pembunuhan tersebut kali ini dilaporkan atas dugaan penggelapan uang perusahaan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono menyampaikan bahwa laporan tersebut kekinian tengah dibuat oleh pihak keluarga Sugianto.
"Saat ini keluarga dan pihak perusahaan sedang membuat laporan di Polres terkait dugaan penggelapan," kata Wirdhanto saat dikonfirmasi, Rabu (26/8/2020).
Baca Juga: Kisah Para Pembunuh Bos Pelayaran: dari Kesurupan hingga Salat Istikharah
Ngaku Dilecehkan
Kapolda Metro Jaya Irjen, Nana Sudjana sebelumnya mengungkap bahwa kasus pembunuhan berencana terhadap Sugianto diinisiasi atau diotaki oleh Nur yang tidak lain merupakan karyawannya.
Wanita ini berdalih menyewa pembunuh bayaran karena sakit hati dilecehkan oleh korban.
"Ada beberapa pernyataan korban yang dianggap melecehkan selama ini, mereka sering marah-marah dan sering mengajak hal-hal di luar hubungan pimpinan-karyawan, sering diajak melakukan persetubuhan dan ada perkataan sebagai 'perempuan tidak laku'," kata Nana saat jumpa pers di Polda Metro Jaya Jakarta, Senin (24/8).
Selain karena motif sakit hati, Nana menyebut motif lainnya yakni karena Luthfiah takut dilaporkan ke polisi oleh Sugianto. Pasalnya, dia yang bekerja sebagai administrasi keuangan di perusahaan miliki korban diduga telah menggelapkan uang pajak.
Baca Juga: Diupahi Rp 100 Juta usai Bunuh Orang, Mahfud: Halal Gak Nih?
"Ini menjadi kekhawatiran sehingga menimbulkan yang bersangkutan ambil inisiatif bahwa yang bersangkutan untuk membunuh korban," ungkap Nana.
Sewa Pembunuh
Atas hal itu, Nur kemudian meminta tolong kepada tersangka R alias Maman (42) untuk menghabisi nyawa bosnya. Awalnya, Maman yang merupakan suami siri Luthfiah itu tak menghiraukan permintaan tersebut.
Namun, setelah istri sirinya itu mengaku mendapat ancaman dari Sugianto akan dilaporkan ke polisi, akhirnya yang bersangkutan pun menyetujuinya.
"Tersangka NL juga sudah menyiapkan dana Rp200 juta untuk mencari pembunuh bayaran, kemudian setelah itu mulailah melajukan perencanaan pembunuhan," jelas Nana.