Suara.com - Pria Afro-Amerika yang menjadi korban kekerasan berbau rasial oleh polisi AS, kini terancam lumpuh.
Sebelumnya, dia ditembak tujuh kali dibagian punggung oleh aparat di Wisconsin, Kenosha, Amerika Serikat.
Menyadur TRT World, Rabu (26/8/2020), pengacara Jacob Blake, Benjamin Crump mengatakan kliennya keajaiban untuk bisa kembali berjalan usai insiden brutal yang berlangsung pada Minggu (23/8/2020) itu.
"Akan membutuhkan keajaiban bagi Jacob Blake untuk bisa berjalan lagi," kata Benjamin Crump yang mengabarkan kliennya itu kini lumpuh.
Baca Juga: Rusuh Demonstrasi BLM di Wisconsin, Pasukan Garda Nasional AS Turun Tangan
Meski merasa marah atas kejadian yang menimpa putranya, ibu Jacob Blake, Julia Jackson telah memaafkan pihak kepolisian AS.
Dia juga meminta para demonstran yang menuntut keadilan dari kasus kekerasan rasial ini untuk tenang dan berusaha melancarkan protes dengan damai.
"Kami benar-benar hanya butuh doa," kata Julia Jackson tentang putranya Jacob Blake yang kini berada di rumah sakit.
Julia Jackson juga memandang kejadian yang menimpa anaknya bisa menjadi lecutan untuk mewujudkan persatuan dan mengecam tindakan rasisime di Amerika Serikat.
"Jelas Anda bisa melihat sekarang bahwa saya memiliki kulit cokelat yang indah. Tapi lihat tangan Anda. Dan apa pun naungannya, itu juga indah," kata Julia Jackson.
Baca Juga: Polisi AS Tembak Pria Kulit Hitam Tujuh Kali di Punggung, Warga Ngamuk
"Tuhan tidak membuat satu jenis pohon, atau bunga, atau ikan, atau kuda atau rumput atau batu. Berani-beraninya kamu memintanya untuk membuat satu jenis manusia yang mirip denganmu?"
Meski istrinya memaafkan tindakan polisi, Ayah Jacob Blake, Jacob Sr. tetap mengecam perlakuan aparat keamanan AS.
Dia menuduh penegak hukum sengaja ingin mlakukan percobaan pembunuhan terhadap putranya.
"Mereka menembak anak saya tujuh kali, seolah dia tidak penting," kata Blake, berusaha menahan air mata. "Tapi anakku penting. Dia manusia."
Adik Jacob Blake, Letetra Widman lalu menambahkan bahwa kejadian yang menimpa kakanya tak harus diratapi dengan kesedihan. Tapi, harus ditanggapi dengan perubahan serius.
"Saya tidak sedih, saya tidak ingin belas kasihan Anda. Saya hanya ingin perubahan," jelasnya.
Penembakan, yang sekarang sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Wisconsin, terjadi pada Minggu (23/8/2020), sekitar jam 5 sore waktu setempat.
Semua bermula saat petugas operator 911 melaporkan bahwa ada pengadu yang mengatakan Blake tidak seharusnya berada di rumahnya. Blake diketahui mengambil kunci pengadu dan menolak mengembalikannya.
Video menunjukkan Blake berjalan menjauh dari petugas yang mengarahkan senjata ke arahnya. Kemudian dia coba masuk ke dalam mobil jenis SUV.
Namun, saat Blake berada di ambang pintu mobil, salah seorang polisi menarik bajunya dan kemudian menembakkan setidaknya tujuh peluru ke punggungnya.
Petugas memberikan bantuan medis kepada Blake, yang dibawa ke rumah sakit di Milwaukee, kata Departemen Kehakiman negara bagian. Dua dari petugas yang terlibat diberi cuti administratif.
Seorang saksi mata yang merekam video penembakan tersebut mengatakan kepada CBS News bahwa sebelum dia mulai merekam, seorang petugas telah menghadang Blake dan lainnya meninju rusuknya. Sementara seorang petugas wanita mengganggu Blake, kata saksi itu.
Saksi menambahkan, Blake bentrok dengan polisi sebelum penembakan, dan dia mendengar satu petugas menyuruh Blake untuk menjatuhkan pisau. Saksi mengaku tak melihat Blake memegang pisau.
Penembakan Jacob Blake kembali menimbulkan amarah warga AS, yang dalam beberapa bulan terakhir gencar menuntut keadilan bagi seluruh warga kulit berwarna.
Sebelumnya, anggota polisi AS juga telah mendapat banyak protes usai membunuh pria kulit putih bernama George Floyd di Minneapolis.