Wilayahnya Dikunci karena Corona, Warga Xinjiang Protes Lewat Media Sosial

Selasa, 25 Agustus 2020 | 19:33 WIB
Wilayahnya Dikunci karena Corona, Warga Xinjiang Protes Lewat Media Sosial
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga Xinjiang melakukan protes di media sosial setelah wilayahnya dikunci karena virus corona. Menyadur Channel News Asia pada Selasa (25/08/2020) virus ini kembali merebak dan menimbulkan wabah lokal.

Ratusan warga membanjiri media sosial lokal beberapa hari terakhir ini untuk mengeluhkan kondisi yang keras, termasuk terpaksa tinggal di rumah.

Setelah beberapa komentar dihapus, pengguna mencoba membanjiri forum lokal di platform Weibo mirip Twitter di Beijing, Shanghai dan Guangzhou.

Peta provinsi Xinjiang. (www.farwestchina.com)
Peta provinsi Xinjiang. (www.farwestchina.com)

Pengguna media sosial membagikan foto pintu depan yang disegel dengan linggis baja dan kunci dipasang oleh pekerja komunitas.

Baca Juga: Klaster Xinjiang Berangsur Sembuh, Kasus Covid-19 di China Turun

"Mengapa prefektur yang tanpa kasus tidak bisa menghapus penguncian? Mengapa Anda perlu mengunci seluruh Xinjiang?" tulis warganet di Weibo, yang mendapat ribuan like.

"Pintu-pintu ditutup, ini sangat tidak nyaman bagi para pekerja dan kehidupan orang-orang. Harga barang-barang juga naik, banyak barang yang saya beli sudah kadaluwarsa."

Hanya sedikit informasi yang dirilis oleh pihak berwenang tentang cluster Xinjiang sementara pemerintah daerah lain di China memberikan informasi tentang pergerakan pasien secara rinci.

banyak foto yang beredar tentang warga yang ditangkap dengan borgol dan dilaporkan sebagai hukuman karena meninggalkan rumah mereka.

Beberapa penduduk juga menulis bahwa mereka dipaksa oleh pihak berwenang untuk minum obat China setiap hari, dan diminta untuk merekam diri mereka sendiri saat melakukannya.

Baca Juga: Hong Kong dan Xinjiang Waspadai Kenaikan Kasus Virus Corona Covid-19

Satu video pada hari Sabtu menunjukkan puluhan warga di Urumqi, ibu kota Xinjiang berteriak dari jendela rumah mereka dengan putus asa.

Pekerja migran yang terdampar, mahasiswa, pelancong bisnis dan turis juga mengeluh karena tidak dapat meninggalkan Xinjiang.

"Saya bahkan telah melakukan tiga tes asam nukleat tapi pekerja komunitas tidak mengizinkan saya pergi," tulis seorang pengguna dalam kolom komentar yang dijalankan oleh People's Daily, media yang dikelola pemerintah.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Pada konferensi pers Kamis lalu, pejabat kesehatan lokal di Xinjiang mengatakan bahwa situasi epidemi tetap rumit dan parah.

Sekitar setengah dari 21 juta orang Xinjiang adalah etnis Uighur dan Muslim Turki lainnya dan banyak dari mereka mengeluhkan penindasan politik dan agama selama beberapa dekade oleh Partai Komunis yang berkuasa di China, yang dibantah oleh pemerintah.

Aktivis menuduh pemerintah China memenjarakan sekitar satu juta orang Uighur dan orang Turki lainnya di kamp Xinjiang. Beijing menggambarkan mereka sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk melawan radikalisme Islam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI