Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membagikan pengalamannya saat menjalani khitan. Kala Ridwan Kamil masih kecil, ia harus dikhitan menggunakan kulit bambu runcing.
Pengalaman itu ia bagikan melalui akun Instagram miliknya @ridwankamil. Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, bercerita saat itu ia dikhitan pada 1978 masih menggunakan alat tradisional.
"Waktu tahun 1978, saya dikhitan masih menggunakan kulit bambu runcing alias hinis bambu," kata Kang Emil seperti dikutip Suara.com, Selasa (25/8/2020).
Kang Emil juga menjalani prosesi khitan tanpa dibius. Hanya sekadar ditiup untuk mengurangi rasa sakit.
Baca Juga: Ridwan Kamil Mau Disuntik Vaksin COVID-19, Harus Lewat 5 Tahapan
"Tanpa dibius, hanya ditiup-tiup berombongan," ujarnya.
Tak sampai disitu, ia juga harus mematuhi mitos yang ada yakni dilarang melewati kotoran ayam. Konon, bila mitos tersebut dilanggar maka kesembuhan bekas khitan akan lama.
"Betapa ngilunya, mohon jangan dibayangkan apalagi disketsakan. Makanya nggak ada lelaki mau disunat dua kali," ungkap Kang Emil.
Kang Emil merasa beruntung perkembangan zaman menghadirkan teknologi canggih untuk khitan.
Kini, anak bungsunya, Arkana, bisa khitan dengan menggunakan metode smart clamp.
Kang Emil menjelaskan, dengan metode tersebut anak akan dibius lokal dengan nyaman.
Baca Juga: Ikut RK Disuntik Vaksin, Kapolda Rudy Gajah: Saya Siap Mental dan Fisik
Dalam waktu sejam, anak bisa kembali beraktivitas dan kembali normal dalam dalam kurun waktu 1-2 minggu.
Kang Emil berharap, khitan yang telah dijalani oleh anak bungsunya itu bisa membersihkan tubuh dari penyakit sesuai syariat Islam.
"Untunglah sekarang zaman moderen. Semoga dengan khitan ini de @arkanaidan tubuhnya bersih sesuai syariat dan menjadi anak saleh dan khair aamiin," ungkap Kang Emil.