Bahkan, kata Gus Aam, sampai hari ini masih ada pesantren yang tutup. Tentu kondisi itu juga berdampak pada masyarakat di lingkungan pesantren. Sebab selama ini roda ekonomi mereka bergerak karena keberadaan pesantren.
"Pak Rizal Ramli punya pengalaman 20 tahun lalu. Saat itu ekonomi terpuruk imbas krisis moneter. Namun kondisi saat itu berhasil diatasi oleh beliau. Bahkan perekonomian yang minus 3 persen bisa diubah menjadi tumbuh 4 persen hingga akhirnya tumbuh 7 persen sampai sebelum Gus Dur dilengserkan," tutur Gus Aam.
Gus Aam merasa yakin bahwa Rizal Ramli tak sekedar mampu membangkitkan ekonomi pesantren tapi sekaligus ekonomi nasional.
Karena itu, ia bersama para kiai kultural yang tergabung dalam Komite Khittah NU 1926 atau KKNU 1926 mendukung Rizal Ramli menjadi pemimpin nasional yang akan datang.
Baca Juga: Terdampak Pandemi, 82 Bank di Indonesia Masih Dalam Kondisi Sehat
Ia menilai Rizal Ramli sebagai figur yang cerdas dan berani. Kriteria pemimpin itu, kata dia, yang dibutuhkan untuk membawa bangsa ini menuju adil dan makmur.
Gus Aam mencontohkan ide Rizal Ramli menyatukan seluruh bank syariah milik pemerintah agar asetnya bisa bertambah besar sehingga bisa bersaing dengan bank umum milik swasta.
"Rizal Ramli itu cerdas dan berani. Kepeduliannya pada nahdliyyin juga sudah terbukti. Ini pemimpin nasional yang dibutuhkan saat ini dan untuk masa depan," kata cucu pendiri NU, KH. Wahab Chasbullah.
Rizal Ramli mengatakan bisa memahami kegelisahan para kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur dan daerah lainnya. Sebab tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak di semua lini kehidupan termasuk di instansi pendidikan, dimana pola kerja dan belajar yang membuat warga dipaksa terbiasa dengan pola virtual. Dan sudah hampir enam bulan lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk pesantren telah menutup rapat ruang-ruang kelas fisiknya.
Padahal, kata Rizal Ramli, pesantren merupakan lembaga pendidikan dan dakwah yang telah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia, sebelum Republik ini berdiri.
Baca Juga: Berbagi saat Pandemi: Donasi Sayuran, Banyak Gizi dan Vitamin
Pesantren juga merupakan salah satu kontributor penyumbang pendapatan ekonomi daerah melalui industri kreatif, koperasi, dan UKM. Saat ini, jumlahnya mencapai 25.938 pesantren, angka yang begitu masif dan besar pengaruhnya di tengah masyarakat.