"Saat ini tidak bisa menjual karena habis semua terbakar. Sama sekali tidak bisa menjual, dia punya barang semua habis terbakar. Rumah saja habis, apalagi barang. Tempat tinggal ya tinggal puing-puing saja," jelas katanya.
Meski begitu, Imran masih bersyukur. Sebab, semua keluarganya selamat dari kobaran api ketika itu. Apalagi, bantuan untuk korban di lokasi kebakaran saat ini tetap lancar.
"Alhamdulillah saat ini lancar untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari seperti pakaian. Kalau material tidak ada. Belum, masih ditunggu-tunggu kalau material tapi kalau untuk sumbangan-sumbangan makanan, pakaian, minuman-minuman Alhamdulillah lancar," katanya.
Pemasangan Hidran
Baca Juga: Kemendikbud: Gedung Kejaksaan Agung Bukan Cagar Budaya
Senada dengan Imran, warga lain, Firmansyah yang juga menjadi korban kebakaran Pasar Senggol Makassar, mengaku mengungsi di rumah tetangganya Rina setelah memohon dikasihani.
"Saya numpang (mengungsi) di rumah tetangga. Saya minta memang sama yang punya rumah tolong bantu," tuturnya.
Sementara, warga lainnya, Taufiq Ibrahim (51), berharap dengan terjadinya peristiwa tersebut, Pemkot Makassar dapat mengadakan pemasangan hidran atau alat pemadam kebakaran di lokasi kebakaran tersebut dan pada setiap pemukiman yang pada penduduknya.
Tujuannya, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran seperti yang belum lama terjadi di wilayah itu.
"Adakan pemasangan hidran walaupun tanpa pompa air, tapi bisa meminimalkan terjadinya korban yang besar. Jadi pemasangan hidran dan selan 100 meter. Jadi kalau ada kebakaran begini kita bisa tarik ke tempat lokasi untuk bantuan pertama karena kalau lorong kecil begini kan sulit dijangkau pemadam," pintanya.
Baca Juga: Gedung Utama Kejagung Termasuk Heritage, Pengamat: Kekuatannya Pasti Beda
Korban Tewas