"Temuan ini mungkin menunjukkan bahwa perdagangan internasional terjadi antara penduduk di daerah itu dan daerah terpencil," katanya.
Robert Kool, seorang ahli koin di IAA, mengatakan bahwa berat total dari timbunan--sekitar 845 gram emas murni--akan menjadi jumlah uang yang signifikan pada akhir abad ke-9.
“Misalnya, dengan uang sebanyak itu, seseorang dapat membeli rumah mewah di salah satu lingkungan terbaik di Fustat, ibu kota Mesir yang sangat kaya pada masa itu,” kata Kool.
Kool mencatat bahwa di masa itu, wilayah kekuasan Kekhalifahan Abbasiyah membentang dari Persia ke Afrika Utara, dengan pusat pemerintahan di Baghdad.
Baca Juga: Sadis! Gadis 16 Tahun Diperkosa 30 Pria di Kamar Hotel
"Timbunan itu terdiri dari dinar emas penuh, tetapi juga - yang tidak biasa - berisi sekitar 270 potongan emas kecil, potongan dinar emas yang dipotong untuk dijadikan uang receh," jelas Kool.
Dia menambahkan bahwa salah satu potongan itu sangat langka dan tidak pernah ditemukan sebelumnya dalam penggalian di Israel.
Koin tersebut merupakan pecahan solidus emas kaisar Bizantium Theophilos (829 - 842 M), dicetak di ibu kota kekaisaran Konstantinopel.
Menurut IAA, keberadaan pecahan dalam harta karun koin Islam berfungsi sebagai bukti hubungan antara dua kerajaan yang bersaing.
“Harta karun langka ini tentunya akan menjadi sumbangan besar bagi penelitian, karena temuan dari periode Abbasiyah di Israel relatif sedikit," beber Kool.
Baca Juga: Ucapkan Selamat HUT RI, Influencer Israel Panen Hujatan Warganet Indonesia
"Mudah-mudahan studi tentang penimbunan akan memberi tahu kita lebih banyak tentang periode yang masih sangat sedikit kita ketahui."