Suara.com - Sebuah berlian dengan ukuran yang sangat besar di temukan di Afrika dengan berat 442 karat. Saking besarnya, berlian ukuran jumbo ini disebut sebagai berlian terbesar di dunia.
Menyadur Fox News, berlian yang ditemukan oleh perusahaan Gem Diamonds Ltd ini diperkirakan berharga USD 18 juta yang setara dengan Rp 264 miliar.
Perusahaan ini mengumumkan berlian jumbo tersebut ditemukan oleh salah satu pekerja mereka di kawasan tambang Letseng di Lesotho.
"Pemulihan berlian 442 karat yang luar biasa ini, salah satu berlian berkualitas permata terbesar di dunia yang akan ditemukan tahun ini, merupakan konfirmasi lebih lanjut dari kaliber tambang Letseng dan kemampuannya untuk secara konsisten menghasilkan berlian besar dan berkualitas tinggi," ujar CEO Gem Diamonds Clifford Elphick.
Baca Juga: Diklaim Termahal di Dunia, Masker Ini Dihiasi Taburan Berlian
Lebih lanjut, Elphick mengatakan berlian ini akan dijual dan sebagian hasil penjualannya akan digunakan untuk mendanai proyek komunitas khusus, sesuai kesepakatan dengan pemerintah Lesotho.
Lesotho adalah kawasan di Afrika selatan. Lokasi ini memiliki populasi lebih dari 2 juta jiwa dan menjadi negara merdeka sejak 1966, setelah memperoleh kebebasan dari Inggris.
Meskipun industri berlian ikut terdampak akibat pandemi Covid-19, permintaan akan batu yang lebih besar kini lebih stabil, mengingat kelangkaan batu mulia tersebut.
Sebelumnya pada tahun 2018, Gem Diamonds menemukan berlian 910 karat yang dikenal sebagai 'Legenda Lesotho' di tambang Letseng yang akhirnya dijual seharga USD 40 juta atau setara Rp 586 miliar.
Juga pada tahun 2018, penambang di Kanada menemukan berlian kuning kasar 552 karat, berlian terbesar yang pernah ditemukan di Amerika Utara.
Baca Juga: Mewah, Ada Masker Bertatah Berlian
Sebelumnya pada bulan Juni, pria di Tanzania jadi miliarder mendadak setelah menemukan sebuah batu permata paling langka di dunia, Tanzanite, dalam ukuran yang sangat besar.
Batu permata Tanzanite ini biasanya dijual antara 300 dolar AS dan 600 dolar AS per karat atau sekitar Rp 4,2 juta hingga 8,5 juta.
Meskipun harganya lebih murah daripada berlian karena tidak memiliki penggunaan industri, warna variasi biru dan ungu mineral zoisite dipandang memiliki potensi berkontribusi pada perekonomian Tanzania.
Dilansir dari laman Mashable, batu permata langka ini pertama kali ditemukan pada tahun 1967 lalu yang awalnya disebut batu zoisit berwarna biru.
Salah satu perusahaan perhiasan, Tiffany & Co menyatakan batu ini sebagai permata paling indah yang ditemukan dalam 2.000 tahun terakhir.
Nama batu permata langka ini akhirnya diubah, karena nama Zoisit biru dirasa tidak enak diucapkan dan memiliki arti yang buruk. Hal ini juga yang dinilai membuat permata ini tak akan laku.
Sejak penemuannya, hampir 40 % dari batu permata ini telah diselundupkan dan membuat Tanzania mengambil langkah tegas untuk mengatur sektor penambangan.
Pada 2017 lalu, negara ini mewajibkan perusahaan asing memberikan 16 persen saham dalam penjualan batu permata ini pada pemerintah.