Suara.com - Pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK berkomitmen akan mengikuti proses sidang pelanggaran kode etik yang difasilitasi oleh Dewan Pengawas.
Sidang dugaan pelanggaran kode etik telah digelar oleh Dewas KPK kepada pihak terlapor, yakni dari unsur pimpinan dan pegawai selama tiga hari ke depan, Senin 24 Agustus hingga Rabu Agustus.
Setidaknya ada tiga pihak di lingkungan KPK yang mengikuti sidang etik, yaitu Ketua KPK Firli Bahuri atas dugaan pelanggaran menerima fasilitas perjalanan menggunakan helikopter.
Kemudian, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Poernomo Harahap terkait pernyataannya di media massa membela Kompol Rossa Purbo Bekti yang dipulangkan ke institusi Polri.
Baca Juga: Buntut Bela Kompol Rosa, Ketua WP KPK Jalani Sidang Perdana Kode Etik
Terkahir, penyidik KPK bernisial APZ atas dugaan melaksanakan kegiatan tangkap tangan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanpa koordinasi.
"Tentu siapapun yang menjadi terlapor dugaan pelanggaran kode etik baik pimpinan maupun pegawai KPK berkomitmen akan siap memenuhi panggilan proses-proses klarifikasi maupun pemeriksaan oleh Dewas KPK," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dikonfirmasi, Senin (24/8/2020).
Ali menyebut sesuai UU KPK baru nomor 19 tahun 2019, salah satu tugas Dewas dalam Pasal 37 b adalah menerima dan menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai dugaan pelanggaran kode etik pimpinan maupun pegawai KPK.
"KPK memahami bahwa tujuan penegakan etik tersebut adalah rangka menjaga KPK dan nilai2-nilai etik yang berlaku saat ini yang tentu harus dipatuhi, baik oleh pimpinan maupun seluruh pegawai," ujar Ali.
Menurut Ali, banyak pihak yang memberikan perhatian terkait pelaksanaan sidang etik ini, maka dari itu KPK akan mengikuti ketentuan yang berlaku.
Baca Juga: Dewas KPK Gelar Sidang Etik Gaya Hidup Mewah Firli Bahuri 25 Agustus
"Namun, demikian kita semua juga harus menjaga dan menghormati proses yang sedang berjalan," pungkasnya.