Suara.com - Akhirnya terjawab sudah isu mantan anak band Nidji yang kini menjadi politisi PSI Giring Ganesha maju ke pemilu presiden tahun 2024.
Melalui video yang diunggah ke akun Twitter PSI, Giring memastikan niatnya untuk melangkah maju ke bursa pemilu presiden.
"Saya memang memberanikan diri untuk maju sebagai calon presiden di 2024," kata Giring yang baru-baru ini diangkat menjadi pelaksana tugas ketua umum PSI untuk menggantikan Grace Natalie yang sedang melanjutkan studi ke Singapura.
Dalam video tersebut, Giring bercerita tentang alasannya terjun ke dunia politik sekaligus memberi alasan kepada generasi muda untuk juga jangan anti terhadap politik.
Baca Juga: Giring Jadi Plt Ketum PSI, Grace Natalie Minta Restu ke Jokowi
"Saya sadari ini nggak akan mudah. Saya justru terjun, masuk ke dunia politik, pada saat banyak anak muda nggak suka, sinis atau pesimis pada politik. Kita boleh saja benci politik, tetapi suka nggak suka, banyak keputusan penting yang terkait diri kita diambil mellaui sistem politik," kata Giring.
Dia menyontohkan tentang kepastian hukum. Jika ada kepastian hukum di sebuah negara, efeknya terhadap dunia usaha akan tumbuh dengan baik. Generasi muda pun bisa menjadi lebih gampang mencari pekerjaan.
Dan kepastian hukum, kata Giring, ditentukan oleh sistem politik.
Jutaan anak muda Indonesia memiliki dua pilihan. Diam dan melihat orang lain yang menentukan arah masa depan atau turun serta terlibat menentukan masa depan sendiri.
Giring mengatakan memilih untuk turun dan terlibat. Dia mengatakan percaya bahwa anak muda justru harus melibatkan diri lebih baik lagi dalam politik.
Baca Juga: Spanduk 'Giring untuk Presiden 2024' di Pekanbaru, Warga: Biasa Partai Baru
"Ini adalah cara agar suara kita didengar, diperhitungkan, dan bisa menentukan masa depan yang kita inginkan," kata Giring.
Perjumpaan dengan politik
Giring kemudian bercerita tentang latar belakang hidupnya yang kemudian juga menjadi dasar ikut terlibat ke dalam politik.
Dia lahir dari keluarga biasa, keluarga kelas pekerja. Saat krisis 1998, karena beban ekonomi yang berat, bapaknya Giring terserang stroke dan akhirnya meninggal dunia.
Menurut Giring, salah urus politik pada masa itu membuat hidup keluarganya dan juga jutaan anak muda lainnya menjadi sangat berat. "Politik hanya bikin semua orang susah," kata Giring.
Perjumpaan kedua dengan dunia politik, kata Giring, datang secara tak terduga. Dia bercerita tentang keluarganya dan kondisi lingkungan Jakarta yang memprihatinkan selama bertahun-tahun. Tetapi, kondisi itu berubah berkat sentuhan kepemimpinan Joko Widodo ketika masih menjadi gubernur Jakarta.
"Selama puluhan tahun, rumah keluarga Giring di Jakarta menjadi langganan kena banjir. Tapi tiba-tiba tahun 2015, saya dan tentangga saya heran, kok sekarang nggak banjir lagi, aneh juga ya," kata Giring.
"Ternyata selama ini kita terbiasa dengan banir. Jadi begitu nggak banjir, seperti ada yang hilang. Sejak itu, saya mulai memperhatikan ada banyak yang berubah di sekitar saya," Giring menambahkan.
"Ada pasukan oranye yang rutin membersihkan sampah, ada juga pasukan biru yang membersihkan sungai. Sebelumnya, berpuluh tahun, saya dan jutaan orang di Jakarta peracya bahwa kota ini nggak akan pernah berubah. Mulai angkutan umum yang nggak tertata, pelayanan publik yang lambat, semua ini dianggap menjadi takdir yang harus kita terima menjadi warga ibu kota, pandangan ini pelan-pelan mulai berubah, setelah Pak Jokowi memimpin Jakarta, kota menjadi semakin modern."
Giring memuji sistem layanan publik yang dibuat semenjak Jokowi menjadi gubernur. Juga memuji tata kotanya.
"Pelan-pelan saya sadar, jika politik jatuh ke tangan yang tepat justru akan membawa manfaat bagi banyak orang, membuat hidup jutaan orang menjadi lebih baik, lebih bahagia," kata Giring.
Giring mengatakan dapat memahami kenapa banyak generasi muda yang kecewa dan tidak percaya politik karena merasa diabaikan dan akhirnya politik menjadi sesuatu yang tak menarik.
"Pertanyaannya kalau kita merasa diabaikan dan ditinggalkan, apakah kita akan diam? Buat saya reaksi yang sebaiknya diambil justru melibatkan diri supaya politik jangan jatuh ke tangan yang salah," kata Giring.
"Jatuh ke tangan orang yang nggak ngerti kebutuhan, tantangan atau bahkan aspirasinya berbeda dengan kepentingan kita, kaum muda," Giring menambahkan.
"Kita sekarang punya demokrasi, punya pemilu bebas, satu suara asal dipergunakan dengan baik akan sangat berharga. Karena nanti di 2024, lebih dari setengah jumlah pemilih adalah kita, kaum muda."
Dia berharap anak-anak muda menyadari bahwa korban pertama dari setiap kegagalan politik adalah generasi muda.
"Kalau kita nggak peduli pada politik dan nggak mau terlibat, sikap itu justru akan membuat politik diisi orang yang salah," kata dia.
"Bismillahirrohmanirrohim, karena itulah saya, Giring Ganesha, memberanikan diri mewakili generasi saya untuk maju sebagai Presiden Republik Indonesia di 2024. Izinkan dan beri kesempatan kepada saya untuk melayani seluruh rakyat Indonesia. Saya percaya kita akan bangkit berdiri untuk Indonesia yang semakin jaya."