Suara.com - Presiden Jokowi meminta menteri-menterinya berhati-hati memberikan keterangan kepada publik, terkait penanganan pandemi virus corona covid-19.
Permintaan itu diutarakan Jokowi untuk merepons banyaknya kritik terhadap pemerintah Indonesia soal penanganan covid-19 dari media-media internasional.
Jokowi menyatakan hal tersebut dalam rapat terbatas mendengarkan Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/8/2020).
"Kalau yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, karena komunikasi kita yang tidak firm, tak gamblang, tidak jelas," kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Kecewa: Saya Rasa Ini Perlu Saya Ingatkan
Karena persoalan itu, kata Jokowi, "Akhirnya, yang mereka tulis sering hal-hal yang tidak baik."
Jokowi meminta menteri-menterinya lebih dulu berkonsultasi kepada Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, sebelum memberikan pernyataan kepada media massa.
Dengan begitu, Jokowi berharap semua menteri memunyai pernyataan seragam terkait penanganan pandemi.
"Saya minta setiap mau memberikan pernyataan urusan covid-19, betul-betul ditanyakan lebih dulu ke Prof Wiku. Jadi, tidak ada statement berbeda-beda."
Jokowi mengklaim, proses penanganan pandemi corona yang dilakukan pemerintah sudah berada di jalur benar.
Baca Juga: Ingat Pesan Jokowi: Seimbangkan Gas dan Rem!
Ia mencontohkan soal pengembangan vaksin covid-19 yang dilakukan pemerintah.
"Menurut saya, track kita sudah betul, baik, dari mencari vaksin. Negara lain belum cari vaksin, kita sudah ke sana ke sini cari vaksin," kata Jokowi.
Mengutip laporan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jokowi mengatakan pemerintah sudah mengantongi komitmen pengadaan 290 juta vaksin corona hingga akhir 2021.
Karena itu, kata Jokowi, komitmen tersebut merupakan berita bagus yang harus disampaikan kepada publik oleh menteri-menterinya.
"Saya sudah dapat laporan dari bu menlu, pak menteri BUMN, sampai 2021 kita kurang lebih mendapat komitmen 290 juta, itu besar sekali. Negara lain satu dua juta belum, kita sudah 290 juta, baik yang diproduksi di sini maupun yang akan diproduksi di luar," kata dia.