Terhalang Karantina Covid-19, Pejabat Uni Eropa Ini Tunda Pernikahannya

Sabtu, 22 Agustus 2020 | 14:38 WIB
Terhalang Karantina Covid-19, Pejabat Uni Eropa Ini Tunda Pernikahannya
Charles Michel (kiri) menunda perkawinan akibat pandemi Covid-19.[Twitter/@CharlesMichel]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Dewan Uni Eropa menunda pernikahannya untuk menghindari masa karantina selama dua minggu karena padatnya jadwal.

Menyadur Anadolu Agency, Sabtu (22/8/2020), Charles Michel yang juga mantan perdana menteri Belgia, merencanakan pernikahannya pada hari Sabtu di Montmeyan, sebuah desa di tenggara Prancis.

Namun pejabat Uni Eropa tersebut memutuskan untuk menunda pernikahannya karena wilayah tersebut diklasifikasikan sebagai "zona oranye" oleh Kementerian Luar Negeri Belgia, harian Le Soir melaporkan.

Karantina 14 hari disarankan saat tiba dari zona oranye, dan Michel tidak dapat melaksanakan karena jadwalnya yang padat.

Baca Juga: Uni Eropa Setujui Dana Fantastis untuk Stimulus Pandemi, Segini Anggarannya

Pasangan tersebut belum menetapkan tanggal pernikahan baru.

Kota tempat Charles dan istrinya masih tergolong jauh lebih baik dibandingkan di ibukota Brussel.

Ibu kota Belgia pada hari Jumat mendapat klasifikasi zona merah oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) karena rata-rata infeksi baru setiap hari melewati ambang 120 kasus per 100.000 penduduk selama dua minggu terakhir.

Wilayah desa Prancis dianggap sebagai zona oranye oleh ECDC, dengan hanya 20-59 kasus baru per 100.000 penduduk.

Pada awal Agustus, Belgia mencatatkan penambahan kasus harian hingga 530 per hari selama seminggu, menurut data Institut Kesehatan Masyarakat Sciensano.

Baca Juga: KTT Uni Eropa Belum Temukan Solusi untuk Pembagian Dana Stimulus Pandemi

Antara 20 Juli hingga 2 Agustus, rata-rata 54 kasus harian baru per 100.000 penduduk, hampir 200% lebih banyak daripada dua minggu pertama setiap bulan.

"Kita berada dalam gelombang kedua infeksi, dan tidak ada yang tahu berapa lama atau seberapa intensif itu akan terjadi." klaim Profesor Steven Van Gucht, kepala penyakit virus Scieansano, Belgia.

Namun menurut Frederique Jacobs, juru bicara pemerintah antar-federal yang bertanggung jawab menangani wabah Covid-19 di Belgia menyatakan bahwa negaranya belum berada di gelombang kedua, "hanya peningkatan infeksi yang mungkin mengarah ke gelombang kedua." jelasnya.

Menurut data dari Worldometer.info, jumlah kasus virus corona di Belgia hingga Sabtu (22/8/2020) mencapai 80.894 kasus.

Kasus kematian di negara tersebut akibat Covid-19 mencapai 9.985 kasus dan sebanyak 18.165 pasien telah dinyatakan sembuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI