Turki Kembali Ubah Gereja jadi Masjid, Ini Kata Pemimpin Gereja Ortodoks

Sabtu, 22 Agustus 2020 | 14:38 WIB
Turki Kembali Ubah Gereja jadi Masjid, Ini Kata Pemimpin Gereja Ortodoks
Ilustrasi gereja. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin gereja ortodoks Archbishop Makarios, Primate of the Greek Orthodox Church of Australia memberikan pesan terkait kebijakan Turki yang mengubah gereja lain menjadi masjid, selain Hagia Sophia.

Menyadur Greek City Times pada Sabtu (22/08/2020), Uskup Agung Makarios ini merasa sedih karena Gereja Chora yang bersejarah dikonversi menjadi masjid oleh pemerintah Turki.

"Ini adalah keputusan yang meningkatkan rasa frustrasi dan keprihatinan kita, mengingat penodaan Gereja Hagia Sophia baru-baru ini, yang merupakan simbol universal Ortodoksi dan Kristen."

Ilustrasi gereja (Pixabay Tama 66)
Ilustrasi gereja (Pixabay/Tama 66)

Ia memulai pesannya dengan menilik sejarah bangunan megah ini. Baginya, sikap ini menunjukkan penghinaan terhadap monumen yang merupakan bagian dari warisan budaya dunia.

Baca Juga: Seteleh Hagia Shopia, Presiden Erdogan juga Ubah Gereja Lain jadi Masjid

"Saat ini terdapat lebih dari 3500 masjid di Konstantinopel. Tidak perlu lagi menambahkan satu sama lain ke daftar karena kebanyakan kosong."

Ia menyayangkan sikap Turki yang bergerak ke arah yang berlawanan dari apa yang telah ditetapkan oleh semua demokrasi dan masyarakat modern dalam beberapa tahun terakhir.

"Memilih untuk mundur daripada maju dan menunjukkan rasa tidak hormat bahkan untuk sejarahnya sendiri."

"Pada saat yang sama, itu membatalkan semua tindakan dan langkah yang diambil dalam beberapa dekade sebelumnya oleh Republik Turki dan rakyat Turki, memilih untuk mundur daripada maju dan menunjukkan rasa tidak hormat bahkan untuk sejarahnya sendiri."

Ia kemudian menilai keputusan Turki sebagai salah satu tindakan penghinaan terhadap pemeluk agam Kristen di seluruh dunia, utamanya bagi orang-orang kristen Ortodoks.

Baca Juga: Salat Jemaah di Hagia Sophia Munculkan Kasus Covid-19 Baru di Turki

"Kita harus memahami bahwa inisiatif heroik seperti itu mempromosikan intoleransi, fanatisme agama dan ideologi nasionalis, sementara pada saat yang sama merusak hidup berdampingan secara damai yang merupakan ajaran semua agama."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI