Sebelum masuk ke dalam rumah tersebut, kita akan melewati tingkat pertama yang disebut Pagar Tenggalung. Ini merupakan ruangan terhampar luas tanpa dinding pembatas.
Ruangan tersebut mirip beranda yang difungsikan untuk tempat menerima para tamu yang datang ketika acara adat.
“Di bagian ini cukup unik. Sebab, orang luar tak dapat melihat aktivitas di dalam ruangan dan orang dari dalam bisa lihat suasana di luar,” tambah dia.
Saat di bagian ini, uniknya lagi Lawang Kipas atau pintu yang dibuka akan membentuk langit-langit ruangan.
Baca Juga: Sejarah, Filosofi dan Resep Bubur Suro, Sajian khas Sambut Tahun Baru Islam
Lanjut ke tingkat kedua disebut Jogan. Ruangan ini adalah tempat kumpul bagi anggota keluarga pemilih rumah yang berjenis kelamin laki-laki.
Setelah dari Jogan, kita akan memasuki tingkat ketiga yang mana pada tempat ini lebih privasi dibanding ruang sebelumnya. Pada saat itu, di sini hanya digunakan para tamu undangan khusus saat pemilik rumah tengah menggelar hajat.
Nah, bagi orang-orang yang dihormati dan mempunyai ikatan darah dengan pemilik rumah, mereka diperbolehkan masuk ke tingkat keempat.
Sampai deh kita di bagian terakhir, di tingkat kelima yang disebut Gegajah. Ini sebuah ruangan paling luas dibanding dengan ruang-ruang sebelumnya.
Pada ruangan tersebut memang sangat istimewa. Sebab, hanya dimasuki oleh orang yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam keluarga ataupun masyarakat.
Baca Juga: Mengunjungi Museum Balaputra Dewa, dari Pra Sriwijaya hingga Kemerdekaan RI
“Di tingkat terakhir ini, ada amben (tempat bermusyawarah), ada juga kamar pengantin kalau pemilik rumah menggelar pernikahan,” jelasnya.