Suara.com - Sebuah sekolah menengah di China akan menghukum siswanya jika mereka menyisakan makanan yang diberikan pihak sekolah.
Menyadur Asia One, Jumat (21/8/2020), sebuah sekolah di Hunan Zhengyuan membuat aturan bahwa setiap siswa akan didiskualifikasi beasiswa jika mereka menyia-nyiakan makanan yang mereka terima setiap hari dari 100 gram dalam sebulan.
Sekolah memposting penghargaan untuk memuji siswa yang sudah efisien dengan makanan dan mengkritik mereka yang menyia-nyiakannya. Selain itu, seorang siswa yang menyia-nyiakan makanan bisa didenda hingga 100 yuan atau sekitar Rp 212.000.
Pihak sekolah akan menyiapkan seorang petugas khusus untuk menimbang sisa makanan menggunakan timbangan elektronik yang ditempatkan di pintu kantin sekolah.
Baca Juga: Konglomerat Hong Kong Ditahan China, Donald Trump sebut Ia Pria Pemberani
Para petugas yang terdiri dari siswa pilihan tersebut akan menyerahkan ringkasan dan data mereka ke departemen pendidikan moral sekolah setiap minggu.
Lima siswa teratas yang tidak boros setiap bulan dipilih untuk mendapatkan penghargaan.
Luo Xiangyun sekolah tersebut mengatakan peraturan khusus yang diberlakukan sejak 2015 bertujuan untuk menghindari dan mengurangi sampah makanan di sekolah.
"Sekolah menganut konsep bahwa menabung itu mulia dan memalukan untuk disia-siakan," kata Luo dikutip dari Asia One.
Seorang juru masak bermarga Liang di sekolah tersebut mengatakan bahwa dia sedih ketika mengetahui bahwa para siswa telah menyia-nyiakan lebih dari 500 kilogram makanan setiap kali makan dalam beberapa tahun terakhir di salah satu dari enam kantin sekolah.
Baca Juga: Bikin Ngeri, 21 Mobil Tertelan Lubang Raksasa di China
Sekolah sekarang menghemat sebanyak 5.000 kilogram makanan setiap hari, kata Liang. Sekolah tersebut, memiliki lebih dari 18.000 guru dan siswa.
Peraturan tersebut sejalan dengan kampanye presin Xi Jinping yang menyerukan "Operasi Piring Kosong" untuk tekan limbah makanan.
"Sampah itu memalukan dan penghematan itu terhormat," kata Xi dalam pidatonya yang diterbitkan pada hari Selasa, disadur dari The Guardian.
Xi Jinping menggambarkan jumlah makanan yang dibuang di negaranya mengejutkan dan menyedihkan, menurut kantor berita negara Xinhua.
Mengutip sebuah puisi, presiden China ke-7 itu berkata: "Siapa yang tahu bahwa dari makanan kita di piring, setiap biji-bijian datang setelah kerja keras?"
"Kita harus tetap menjaga rasa krisis tentang ketahanan pangan. Dampak pandemi Covid-19 tahun ini telah membunyikan alarm." tambahnya.
Otoritas lokal segera bertindak dengan menargetkan momok limbah makanan dengan mengadakan "operasi piring kosong", sebuah inisiatif yang pertama kali disebutkan pada tahun 2013 tetapi diangkat lagi oleh pidato Xi.
Asosiasi Industri Katering Wuhan meminta pihak restoran untuk mengeluarkan sistem yang disebut "pemesanan N-1" di mana sebuah grup harus memesan satu hidangan kurang dari jumlah rombongan yang datang.