Suara.com - Usai mengikuti salat Jumat, hari ini, mantan Ketua DPR dari Fraksi Demokrat Marzuki Alie bercerita kalau pelanggaran protokol kesehatan masih saja terjadi, padahal kampanye agar semua anggota masyarakat selalu memakai masker untuk mencegah penyebaran Covid-19 tak henti-henti disampaikan.
Marzuki Alie menyalahkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang dalam pelaksanaannya di lapangan tidak disertai tindakan tegas kepada semua pelanggar protokol kesehatan.
"2 minggu lalu sudah ditweet, sholat Jum'at, tapi protokol kesehatan. Hari ini kejadian sama. Saran saya, masih lebih baik tidak usah PSBB tapi tegas menegakkan protokol kesehatan, daripada PSBB tanpa penegakan hukum, hanya mematikan usaha. SIKM gak jalan, CLM gak jalan," kata Marzuki Alie dalam akun Twitter @marzukialie_MA.
Marzuki Alie mention ke akun Twitter milik Pemerintah Provinsi Jakarta, @DKIJakarta, serta Gubernur Anies Baswedan, @aniesbaswedan, agar persoalan tersebut menjadi perhatian serius.
Baca Juga: Bahas Baju Adat di Uang Rp 75.000, Marzuki Alie Ngegas Semprot Warganet
Lawyer dari Lembaga Bantuan Hukum Bethel Indonesia Yannest Putra Simanullang dengan menggunakan akun Twitter @yannesputra menanggapi pernyataan yang diutarakan Marzuki Alie dengan mengatakan bahwa oleh Anies, justru para kepala daerah disarankan untuk mengikuti cara Jakarta dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Tetapi menurut Marzuki Alie kalau disuruh memilih, lebih baik pemerintah tegas menegakkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan kalau sempat setiap pagi berjemur di bawah matahari.
Marzuki menilai pelaksanaan PSBB dengan penerapan surat izin keluar masuk Jakarta atau yang sekarang menjadi Corona Likelihood Metric tidak berjalan dengan efektif.
Menurut Marzuki, petugas di lapangan hanya berani merazia pengusaha. "Akhirnya ekonomi ambruk, Covid berkembang," katanya.
Tetapi menurut Yannest peraturannya sebenarnya sudah baik. Bagi dia, yang kurang adalah penegakan dan kepedulian masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Sosok Prajurit Perempuan RI dalam Misi Perdamaian PBB di Lebanon
Kepedulian masyarakat dinilai masih rendah karena penegakan yang tidak tegas, akhirnya timbul rasa sepele di masyarakat. "Bahkan belakangan bukan rasa sepele yang muncul, melainkan ketidakpercayaan pasa Covid," katanya.
Seorang netizen yang lain menyampaikan kritik kepada pengambil kebijakan yang dinilai gagal dalam menegakkan hukum.
"Satu sisi aktivitas ekonomi distop, tapi sisi lain kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagaman tidak memperhatikan protokol kesehatan justru menambah pasien Covid-19 dan menurunnya pendapatan masyarakat. Kita selalu gagal dalam penegakan hukum," katanya.
Marzuki Alie menambahkan masyarakat harus mengambil peran dengan berani mengingatkan siapapun yang melanggar protokol kesehatan. Dia mengingatkan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat tertular Covid-19 tidak sedikit.
"Bohon maaf, saya tweet karena diminta, masyarakat harus berani menegur siapa saja guna kepentingan bersama, saya kasihan korban tenaga medis berguguran, tapi kita tidak care untuk menegakkan protokol kesehatan. Mudah-mudahan membangun aplikasi SIKM dan CLM tidak ada biaya, jangan seperti web rev mental," kata Marzuki Alie.
Menurut data Amnesty International, di Indonesia hingga 13 Juli 2020 sudah tercatat 89 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19. Mereka dokter gigi dan perawat.