Suara.com - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, salah satu pengkritik paling keras terhadap Presiden Vladimir Putin, kini dalam keadaan koma setelah mengalami keracunan selama penerbangan.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, lewat Twitter, mengatakan pria 44 tahun itu jatuh sakit dalam penerbangan kembali ke Moskow dari kota Tomsk di Siberia pada Kamis.
Pesawat yang ia tumpangi bahkan harus melakukan pendaratan darurat di kota Omsk dimana Navalny segera di bawa ke rumah sakit Siberia.
Para koleganya menilai Navalny telah diracun oleh pihak tertentu. Kira Yarmysh kepada stasiun radio Echo Moskvy menyebut racun itu dimasukan ke dalam teh yang diminum Navalny di kafe bandara.
Baca Juga: Rusia Akan Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Kucing dan Hewan Peliharaan
Selama penerbangan, Navalny mulai berkeringat dan memintanya untuk berbicara dengannya agar dia bisa "fokus pada suara."
Dia kemudian pergi ke kamar mandi dan kehilangan kesadaran, dan telah koma dan menggunakan ventilator dalam kondisi yang parah sejak itu.
Organisasi milik Navalny sedang berusaha keras membuat pengaturan untuk memindahkannya ke Jerman untuk perawatan.
Sebuah kelompok Jerman mengatakan siap mengirim pesawat untuknya dan sebuah rumah sakit terkenal di Berlin siap merawatnya.
Dalam pernyataan video yang dirilis Jumat pagi di Omsk, Yarmysh mengatakan Navalny masih dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Vaksin Virus Corona Rusia Ternyata Hanya Disetujui Untuk Kelompok Kecil
Dia meminta pimpinan rumah sakit untuk tidak menghalangi kami memberikan semua dokumen yang diperlukan untuk pemindahannya.
Tokoh oposisi lainnya menduga ada keterlibatan Kremlin dalam kasus keracunan yang dialami Navalny. Secara tak langsung, Vladimir Putin dituduh sebagai dalangnya.
"Kami yakin bahwa satu-satunya orang yang memiliki kemampuan untuk menargetkan Navalny atau saya sendiri adalah dinas keamanan Rusia dengan izin yang pasti dari kepemimpinan politik Rusia," Pyotr Verzilov, anggota kelompok protes Pussy Riot dikutip dari CBSnews, Jumat (21/8/2020).
"Kami percaya bahwa Putin jelas merupakan orang yang memberikan lampu hijau dalam situasi ini."
Dokter di Rumah Sakit Ambulans No. 1 Omsk, tempat politisi itu dirawat, tetap tutup mulut tentang diagnosisnya, hanya mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan berbagai teori, termasuk keracunan.
Pejabat kesehatan setempat mengatakan mereka tidak menemukan indikasi bahwa Navalny menderita serangan jantung, stroke, atau virus corona.