Media Asing: Tertinggal dari Negara Lain, Indonesia Gagal Tangani Covid-19

Jum'at, 21 Agustus 2020 | 11:56 WIB
Media Asing: Tertinggal dari Negara Lain, Indonesia Gagal Tangani Covid-19
[Al Jazeera]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di Jakarta, tempat virus pertama kali ditemukan di Indonesia, data menunjukkan rata-rata kurang dari dua kontak yang dilacak untuk setiap kasus yang dikonfirmasi dan dicurigai pada bulan Juli.

Di Jawa Timur, tingkat penelusurannya 2,8 kontak per setiap pasien yang dikonfirmasi dan dicurigai, menurut peneliti dari Universitas Airlangga.

Seorang juru bicara WHO mengatakan Indonesia mulai mengikuti rekomendasi pelacakan kontaknya pada pertengahan Juli.

Suasana di Puskesmas Garuda Kota Bandung tempat uji klinis Covid-19 Sinovac pada Jumat (14/8/2020). [Suara.com/Cesar]
Suasana di Puskesmas Garuda Kota Bandung tempat uji klinis Covid-19 Sinovac pada Jumat (14/8/2020). [Suara.com/Cesar]

Masih di Gelombang Pertama

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Kasus Baru India Terbanyak di Dunia

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak memberlakukan lockdown karena alasan ekonomi dan keamanan.

Namun di sisi lain, pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sosial saat bekerja, bepergian, dan bersosialisasi.

"Argumennya adalah kami tidak dapat [membelinya]," kata Soewarta Kosen, seorang ekonom kesehatan yang berkonsultasi dengan pemerintah mengenai tanggapan virus korona, kepada Reuters.

"Kami takut akan terjadi kerusuhan sosial." jelas Kosen.

Perekonomian Indonesia hanya menyusut 5,3 persen pada triwulan kedua tahun 2020, jauh lebih sedikit dibandingkan banyak perekonomian negara lainnya. Tetapi ahli epidemiologi mengatakan mereka khawatir keputusan itu akan merugikan Indonesia dalam jangka panjang, terutama karena sistem kesehatannya tidak memadai untuk mengatasi jika kasus positif terus meningkat.

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Pasien Disarankan Tetap Rutin Kontrol ke Dokter

Dr Bambang Pujo, seorang ahli anestesi di rumah sakit rujukan utama Covid-19 di Surabaya, mengatakan tingkat kematian di bangsal antara 50 persen dan 80 persen dan tempat tidur tidak cukup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI