Heboh Film Jejak Khilafah di Nusantara Diblokir Saat Siaran Langsung

Jum'at, 21 Agustus 2020 | 09:57 WIB
Heboh Film Jejak Khilafah di Nusantara Diblokir Saat Siaran Langsung
Sampul film Jejak Khilafah di Nusantara (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tengku Zul menilai, tindakan anti keagamaan kekinian mulai bermunculan dan semakin merajalela.

"Saya melihat tindakan anti keagamaan semakin panik dan kalap sekarang ini," imbuhnya.

Diprotes sejarawan

Sejarawan sekaligus guru besar emeritus Trinity College, Oxford, Peter Carey mengajukan keberatan kepada tim produksi film Jejak Khilafah di Nusantara karena mencatutkan namanya tanpa izin.

Baca Juga: Tengku Zul Sorot Logo Mirip Salib di Spanduk RI, Satu Kata Ini Bikin Salfok

Peter mengakui bahwa dirinya sempat dimintai wawancara untuk menjelaskan tentang Perang Diponegoro yang telah ditelitinya, namun ia tak pernah diberitahu jika hasil wawancara itu ditujukan untuk penggarapan sebuah film.

Hasil wawancara itu kemudian muncul di film Jejak Khilafah di Nusantara pada menit ke-59.

"Menggunakan nama seseorang dengan tujuan publisitas tanpa seizin mereka adalah pelanggaran Undang-undang (pencurian hak kekayaan, intelektual, penipuan, pencemaran nama baik)," kata Peter dalam keterangan tertulis yang dibagikan oleh akun Twitter Christopher Reinhart, seorang asisten Cardiff Professor dan Oxford Professor.

Ia menegaskan bahwa penjelasannya soal Perang Diponegoro adalah berdasarkan pendekatan keyakinan agama Diponegoro, Perang Jawa, dan hubungannya dengan Turki Utsmani.

Oleh karena itu, Peter berpendapat bahwa keinginan tim produksi film Jejak Khilafah di Nusantara dengan menampilkan Diponegoro sebagai seorang pemimpin Khalifah Jawa dengan dukungan dari Kesultanan Utsmaniyah pada masa Perang Jawa memuat narasi yang cacat.

Baca Juga: Logo HUT RI ke-75 Mirip Salib, Tengku Zul: Umat Mayoritas Mau Digilas?

Profesor berusia 72 tahun itu juga mengaku keberatan karena nama baik dan penelitianya dilibatkan dalam agenda organisasi yang sama sekali tidak didukung oleh kenyataan.

REKOMENDASI

TERKINI