Hukum Anak Pakai Cambuk hingga Tuangkan Cuka ke Luka, Ayah Dibui 26 Bulan

Jum'at, 21 Agustus 2020 | 07:15 WIB
Hukum Anak Pakai Cambuk hingga Tuangkan Cuka ke Luka, Ayah Dibui 26 Bulan
Ilustrasi kekerasan terhadap anak (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ayah di Inggris dijatuhi hukuman 26 bulan penjara setelah terbukti bersalah atas perilaku sadis ke dua anaknya, termasuk mencambuk hingga menuang cuka ke bagian tubuh anak yang terluka.

Menyadur News.com.au, Shane O'Brien menerapkan hukuman kelewat sadis untuk anak perempuan dan laki-lakinya tanpa alasan selama dua tahun.

Dalam rentang Juli 2014 hingga Desember 2016 silam, pria berusia 54 tahun ini melakukan serentetan tindakan brutal, menyakiti dua anaknya.

Kepada pengadilan, putra dan putri Shane mengaku diperlakukan lebih buruk dari binatang.

Baca Juga: Beradegan Seks dengan Binatang, Wanita dan Perekam Ditangkap

Jaksa penuntut umum yang menangani kasus ini, Alexander Bull, menggambarkan apa yang dilakukan Shane sebagai pelecehan fisik, hukuman sadis, pelecehan emosional dan abai terhadap anak-anaknya.

Ilustrasi kekerasan pada anak. (Shutterstock)
Ilustrasi kekerasan pada anak. (Shutterstock)

Pengadilan Oxford Crown menyatakan Shane dan pasangannya, Denise O'Brien bersalah atas kasus ini. Pada Rabu (19/8), si ayah dijatuhi hukuman kurungan selama 26 bulan.

Sedangkan Denise yang dianggap menutup mata atas apa yang dilakukan suaminya, tidak dijatuhi hukuman penjara.

Berdasarkan persidangan, pria ini melakukan tindak kekerasan yang ia anggap sebagai hukuman, dengan memukul, mencukur rambut, hingga dilarang memakai toilet.

Suatu kali, keduanya pernah dipaksa mengangkat plakat bertuliskan pembohong, dan dipukuli serta dicambuk dengan ikat pinggang.

Baca Juga: 5 Momen Bangsawan Inggris Langgar Aturan dengan Pakaian Kontroversialnya

Si anak perempuan pernah diminta untuk menulis "Saya pembohong, saya pencuri" sebanyak 1000 kali, sebelum diberi hukuman cambuk oleh Shane.

Sementara anak laki-laki pernah dibenturkan kepalanya ke tembok berulang kali karena mengunduh sebuah game online di ponsel.

Ia juga mengaku sempat dihukum tidak boleh makan dan menggunakan toilet. Saat ingin buang air kecil, anak laki-laki ini dipaksa menggunakan botol yang ada di kamarnya.

Shane disebutkan melarang anak-anaknya berteman, dengan menghapus semua nomor-nomor di ponsel mereka.

Sempat mengelak atas semua tuduhan dan menyebut anaknya manipulatif dan pembohong, Shane dan pasangannya mengakui adanya tindak kekerasan yang dituduhkan.

Hakim yang menangani kasus Shane, Nigel Daly, menyebut anak-anak ini menjadi korban tindakan buruk yang tak beralasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI