Bahkan untuk tugas yang dikirimkan, Syahrul harus minta tolong temannya untuk diunduhkan. Setelah itu, ia baru mengerjakannya di rumah dan melaporkannya ke guru melalui WhatsApp.
"Ya kan enggak enak juga ya setiap hari harus nebeng teman. Pengen beli sendiri enggak ada uangnya juga. Buat sehari-hari saja sudah sulit," tuturnya.
Belakangan akhirnya setelah 4 bulan belajar daring, keluhan Yeni didengar anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PSI Eneng Malianasari.
Eneng membelikan ponsel pintar kepada Syahrul agar bisa belajar dengan nyaman.
Baca Juga: Dekat Istana Presiden, Dua Murid Sekolah Nggak Punya Ponsel Buat Belajar
Eneng mengaku awalnya mendengar keluhan ini saat melakukan reses. Setelah itu ia melakukan survei terhadap Yeni dan akhirnya menyatakan anaknya itu benar membutuhkan HP.
"Kami cari tahu dulu dia itu siapa, gak semata-mata langsung kasih aja karena dia menyampaikan," kata Eneng saat dihubungi.
Setelah memberikan HP ke Yeni, Eneng mengakui mendapatkan keluhan sama dari warga sekitar lain yang menjadi konstituennya. Ia menyebut sedang menindaklanjuti dua permintaan HP dari orang tua yang anaknya juga kesulitan sekolah online.
"Ada dua orang lagi. Lagi proses assesment. Karena mungkin dia tahu ada yang diterima jadi dia ngajuin lagi," pungkasnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jokowi Menyerah dan Minta Prabowo Selamatkan RI?