Para pendukung regulasi senjata mengatakan bahwa melonjaknya penjualan kemungkinan besar akan menyebabkan penembakan tanpa disengaja.
“Pada kenyataannya, sangat kecil kemungkinan seseorang akan menggunakan senjata untuk membela diri atau keluarganya, angka statistiknya mungkin sekitar 0,2%. Sementara kemungkinan kita menggunakan senjata tersebut terhadap diri atau keluarga kita setelah senjata tersebut dibawa pulang ke rumah meningkat sebanyak 300-500%.
Namun di luar meningkatnya resiko, angka penjualan senjata dan peluru terus meningkat dan memecahkan rekor.
Sumber: VOA Indonesia
Baca Juga: Heboh Senpi untuk Sipil, Bamsoet Bantah: Cuma Dipakai Olahraga Menembak