Suara.com - Kematian Serda Rusdi akan diusut tim Detasemen Polisi Militer Angkatan Darat Korem 143/Haluoleo. Kematian Rusdi meninggalkan kejanggalan, posisi tubuhnya tergantung di pohon jambu mete dan tangannya terikat di belakang.
"Karena dia (almarhum Serda Rusdi) ini anggota tentara, POM yang menangani," kata Komandan Korem 143/Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan, semalam.
Jannie menambahkan apabila nantinya ditemukan unsur tindak pidana dalam kematian Babinsa Kodim 1413 Buton itu, Denpom AD akan menyerahkan kasus itu ke kepolisian.
"Kenapa kita taruh disini (jasad almarhum Serda Rusdi) karena yang mempunyai fasilitas untuk autopsi teman dari Polda, nanti apabila ternyata bersentuhan dengan yang lainnya (tindak pidana), Polda yang akan (ambil alih)," kata Jannie.
Baca Juga: Tewas di Pohon dengan Tangan Terikat, Ini Hasil Autopsi Jenazah Serda Rusdi
Jannie mengatakan hasil autopsi menunjukkan Rusdi meninggal karena saluran pernapasannya terhambat. Tetapi, Jannie tidak menjelaskan lebih jauh lagi.
"Untuk sementara ini, hasil autopsi cuma mengatakan ada seorang lelaki yang profesinya dengan anggota TNI AD ditemukan meninggal. Kemudian akibat meninggalnya karena terhambat jalan pernapasan. Tunggu proses penyelidikan," kata Jannie.
Kapolda Sulawesi Tenggara Inspektur Jenderal Merdisyam mengatakan siap membantu mengusut kasus itu.
"Kematian Serda Rusdi ditangani Detasemen Polisi Militer Korem 143/Haluoleo. Kepolisian mendukung proses pengusutan," kata Merdisyam.
Jenazah Rusdi ditemukan warga dalam posisi tergantung di pohon jambu mete di Desa Rahantari, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, pada Rabu (19/8/2020). Dia pertama kali ditemukan oleh warga bernama Audi yang hendak pergi ke kebun sekitar pukul 06.00 Wita. Saat ditemukan kondisi korban cukup aneh. Pasalnya, pria tersebut tergantung dengan tangan terikat di belakang. [Antara]
Baca Juga: Nasib Pesawat N250 Buatan Habibie, Akhirnya Dimuseumkan Lewat Jalur Darat