Bertepatan dengan Hari Jumat, Polisi Swedia Tolak Aksi Pembakaran Al Quran

Rabu, 19 Agustus 2020 | 12:13 WIB
Bertepatan dengan Hari Jumat, Polisi Swedia Tolak Aksi Pembakaran Al Quran
Ilustrasi Ayat Al Quran. (Pixabay/Republica)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rasmus Paludan, yang memimpin partai anti-imigrasi Denmark, Garis Keras, yang diidentifikasi sebagai "etno-nasionalis utilitarian" dan mencari pelarangan total terhadap Islam, tidak berkomentar apa-apa tentang keputusan polisi tersebut.

"Polisi Swedia jelas mencintai umat Islam dan tidak berani melakukan tugasnya. Sebuah babak memalukan dalam sejarah Swedia, hari ketika negara Swedia menolak kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul," kata Paludan kepada outlet berita Samhällsnytt.

Rasmus Paludan maupun Dan Park memang tidak asing dengan kontroversi. Paludan, yang partainya nyaris tidak lolos dari ambang batas parlemen dalam pemilu 2019, telah selamat dari serangkaian serangan dan upaya pembunuhan untuk obor Alquran dan hidup di bawah perlindungan polisi.

Pauludan menghadapi beberapa kontroversi hukum dan dihukum karena mengungkapkan pandangan rasis. Tahun lalu, tindakan Paludan di pinggiran kota Kopenhagen memicu kerusuhan.

Baca Juga: Pasangan Ini Nikah di Perbatasan Gegara Pandemi, Terhalang Seutas Pita

Dan Park juga berulang kali ditangkap, didenda, dan dipenjara karena ujaran kebencian atas karya seni hasil karyanya.

Beberapa karya Dan Park termasuk kolase yang menggambarkan aktivis mahasiswa Afro-Swedia yang dirantai dengan teks "Budak Negro kami telah melarikan diri" dan menempatkan stoples berlabel Zyklon B dan swastika di luar gedung sidang Yahudi di Malmö.

Meski berasal dari latar belakang sayap kiri, Park menegaskan bahwa karyanya bukan menampilkan rasisme atau kebencian, melainkan komentar sosial yang pedas tentang peristiwa terkini dan protes terhadap kebenaran politik di Swedia.

Park menyebut dirinya orang yang percaya pada kebebasan berbicara dan pelawan yang selalu benar jika masyarakat memilih ke kubu sayap kiri, dan sebaliknya.

Baca Juga: Cuma Sekepalan Tangan, Motor Terkecil Sejagat Ini Bikin Terperangah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI