Saksi JPU Mengaku Tidak Tahu Proses Pembelian Barang di PS Store

Selasa, 18 Agustus 2020 | 21:09 WIB
Saksi JPU Mengaku Tidak Tahu Proses Pembelian Barang di PS Store
Tiga orang saksi dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang lanjutan perkara kasus pelanggaran kepabeanan pada produk telepon genggam atas terdakwa bos PS Store, Putra Siregar di PN Jakarta Timur, Selasa (18/8/2020) [Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga orang saksi dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang lanjutan perkara kasus pelanggaran kepabeanan pada produk telepon genggam atas terdakwa bos PS Store, Putra Siregar. Persidangan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ini digelar Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (18/8/2020) sore.

Ketiga saksi adalah Lahata, Leris Faldi, dan Revina. Mereka pernah bekerja sebagai customer service di PS Store, toko milik Putra Siregar di beberapa cabang Kota Batam dan Jakarta Timur.

Kepada majelis hakim, saksi Revina mengaku tidak mengetahui soal proses pembelian barang yang diperjualbelikan di toko PS Store. Meski ia sudah bekerja sejak 2018 di PS Store, Revina mengaku tidak mengetahui secara persis barang tersebut beli dari mana.

"Tidak tahu dulu barang beli dari mana. Yang saya tahu cuma dari koko Jimmy. Kalau sekarang dari agen resmi seperti Oppo, Vivo, Samsung, Realme, dan Iphone," kata Revina.

Baca Juga: Sejak Pagi Sidang Lanjutan Bos PS Store Tak Kunjung Dimulai, Ada Apa?

Revina melanjutkan, selain mendapat stok ponsel genggam dari Jimmy, ada barang yang didapat dari kawasan Roxy. Barang tersebut beragam, ada yang bekas maupun yang baru.

Sementara itu, saksi Lahata mengaku tidak mengetahui ihwal perkara yang menjerat Putra Siregar. Saat ditanya soal pabean, dia tidak mengetahui artinya.

"Tidak tahu yang mulia, yang saya tahu hanya masalah pabean, tapi pabean artinya apa, saya enggak tahu," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Putra Siregar telah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus penjualan telepon genggam yang diduga ilegal usai ditangkap oleh Kanwil Bea dan Cukai DKI Jakarta.

Putra diduga melanggar aturan kepabeanan sesuai pasal 103 huruf d UU Nomor 17 Tahun 2006. Pengusaha asal Batam sekaligus YouTuber itu telah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur beserta sejumlah barang bukti pada Kamis (23/7).

Baca Juga: Hingga Sore, Sidang Lanjutan Kasus Putra Siregar di PN Jaktim Belum Dimulai

Barang bukti yang berhasil dikumpulkan oleh pihak Kejaksaan terdiri atas 190 ponsel bekas dan uang hasil penjualan senilai Rp61,3 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI