Suara.com - Uang baru Rp 75000 membuat heboh masyarakat Indonesia sejak narasi yang menyebutkan bahwa ada gambar pakaian adat China di dalamnya. Belakangan diketahui bahwa gambar tersebut merupakan pakaian adat dari suku Tidung, Kalimantan Utara.
Pakaian adat Suku Tidung sendiri terdiri dari Pelimbangan dan Kurung Bantut (pakaian sehari-hari), Selampoy (pakaian adat), Talulandom (pakaian resmi) dan Sina Beranti (pakaian pengantin).
Selain pakaian adatnya yang menarik, Suku Tidung juga memiliki berbagai fakta unik lain.
Berikut adalah fakta unik Suku Tidung yang dikutip Suara.com dari laman Hops.id.
Baca Juga: Uang Baru Rp 75.000 Dijual Seharga Jutaan Rupiah di Olshop, Ini Respons BI
1. Asal-usul Suku Tidung
Suku Tidung mendiami sebuah wilayah paling utara Republik Indonesia di Pulau Kalimantan.
Suku ini termasuk salah satu penduduk asli Provinsi Kalimantan Utara. Jumlah populasi masyarakat Suku Tidung di Indonesia lebih dari 235 ribu orang.
Selain di Kalimantan Utara, sebagian lain masyarakat Suku Tidung juga tersebar di wilayah Kalimantan Timur.
2. Milik Dua Negara
Baca Juga: Astaga, Uang Baru Rp 75.000 Dijual di Online Shop, Harganya Jutaan
Karena lokasinya yang berada di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, masyarakat Suku Tidung juga terdapat did dua negara tersebut.
Ada lebih dari 58 ribu orang Tidung yang mendiami wilayah Sabah, Malaysia.
Masyarakat Tidung juga mampu menuturkan dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Melayu Malaysia.
3. Pernah menganut sistem Kerajaan
Dulu, wilayah Tidung menganut sistem pemerintahan berbentuk kerajaan yang dikenal sebagai Kerajaan Tidung atau Kerajaan Tarakan.
Wilayah Kerajaan Tidung berbatasan dengan Kesultanan Bulungan yang memiliki hubungan erat satu sama lain.
Namun, ketika Belanda datang, para dua kerajaan tersebut diadu domba sehingga berakhirlah hubungan diplomatik keduanya.
Masa kejayaan Kerajaan Tidung mencapai puncaknya kala dipimpin oleh Raja Bengawan. Wilayahnya meluas hingga melebihi Kabupaten Bulungan saat ini.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Tidung meliputi Tanjung Mangkaliat (selatan) hingga Kudat, Malaysia.
Wilayah itu kemudian berkembang hingga ke Beluran, Betayau, Bunyu, Kalabakan, Labuk, Lumbis, Malinau, Mandul, Mentarang, Nunukan, Pulau Sebatik, Salim Batu, Sebuku, Sekatak, Sembakung, Serudung, Sesayap, Semendalen, Soembol dan Tarakan.
4. Punya Bahasa Sendiri
Selain menganut bahasa nasional dari dua negara yakni Indonesia dan Malaysia, masyarakat Suku Tidung juga berkomunikasi menggunakan bahasa dan dialek mereka sendiri.
Sehari-hari mayoritas Suku Tidung berkomunikasi dengan Bahasa Tidung dialek Tarakan. Bahasa ini menjadi alat komunikasi yang paling dipahami oleh warga Suku Tidung.
Kendati merupakan bahasa Suku Tidung, beberapa kata dalam bahasa tersebut masih memiliki kesamaan dengan bahasa daerah Kalimantan lain.
5. Masih kerabat Suku Dayak
Karena letaknya yang berdekatan dan sama-sama mendiami Pulau Kalimantan, Suku Tidung masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Suku Dayak dari rumpun Murut.
Suku Dayak yang masih berkerabat dengan Suku Tidung adalah masyarakat yang ada di Sabah.
Namun, yang Suku Tidung tidak dianggap masuk dalam rumpun Suku Dayak karena mayoritas penduduknya yang beragama islam.
Oleh karena itu, Suku Tidung sering disebut sebagai salah satu rumpun Suku Melayu seperti Suku Kutai, Pasir, dan Banjar.
Itulah fakta-fakta unik Suku Tidung yang tengah gencar dibicarakan!