Presiden Venezuela Ingin Jadi yang Pertama Divaksin Covid-19 Buatan Rusia

Selasa, 18 Agustus 2020 | 16:42 WIB
Presiden Venezuela Ingin Jadi yang Pertama Divaksin Covid-19 Buatan Rusia
Presiden Nicolas Maduro ingin jadi yang pertama divaksin Covid-19 buatan Rusia.[Anadolu Agency]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia akan menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksinasi ketika jab Covid-19 Rusia tiba di negaranya.

"Saya senang Rusia akan menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi penduduknya secara besar-besaran," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu, disadur dari Anadolu Agency, Selasa (18/8/2020).

"Akan ada saatnya kita semua divaksinasi, dan yang pertama divaksinasi adalah saya. Saya akan mendapatkan vaksin, saya akan memberi contoh," tambahnya.

Maduro mengatakan pemerintah Venezuela pertama-tama akan memvaksinasi petugas kesehatan, orang tua, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan serius.

Baca Juga: Krisis Ganda Venezuela: Langka BBM di Tengah Wabah Covid-19

Pejabat Rusia telah mengkonfirmasi bahwa vaksinasi massal dapat dimulai paling cepat pada bulan Oktober, yang menimbulkan kekhawatiran luas di seluruh dunia karena vaksin tersebut belum lolos uji klinis.

Presiden Venezuela itu menuduh Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengizinkan pengiriman obat-obatan ke Venezuela.

"Mereka menganiaya kami; kami akan membeli obat-obatan untuk melawan virus corona dan mereka mengatakan kepada perusahaan untuk tidak membawa vaksin ke Venezuela". jelas Maduro.

Maduro mengumumkan bahwa Venezuela akan menjalani karantina tujuh hari untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19.

Langkah tersebut merupakan bagian dari metode 7+7, yang terdiri dari tujuh hari karantina ketat, diikuti oleh tujuh hari kegiatan ekonomi terbuka.

Baca Juga: Ratusan Warga Venezuela Terdampar di Colombia

Menurut data Worldometer.info, Venezuela hingga Selasa (18/8) mencatatkan 34.802 kasus Covid-19. Sebanyak 288 pasien tercatat meninggal dunia.

Venezuela merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang memberlakukan karantina hingga berbulan-bulan. Pertama kali diberlakukan pada 17 Maret dan masih berjalan hingga kini, sudah lebih dari lima bulan.

Kebijakan tersebut berdampak pada kesehatan mental anak-anak. Organisasi non-pemerintah yang berfokus pada hak-hak anak dan remaja, Cecodap, mengatakan telah melayani 1.458 konseling dalam enam bulan pertama tahun ini.

Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, mengingat organisasi ini memberikan 1.115 layanan konsultasi sepanjang 2019.

Seorang psikolog Cecodap, Abel Saraiba, mengatakan kemarahan, kesedihan, dan ketidakpastian merupakan emosi umum lainnya yang diungkapkan ana-anak.

"Kami memiliki permasalahan kemanusiaan yang kompleks di atas pandemi, kombinasi dari faktor-faktor ini mengakibatkan penurunan kualitas hidup," ungkap Saraiba.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI