Tuduhan mengejutkan datang dari kepala Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya Rusia. Profesor Alexander Gintsburg, ilmuwan di balik vaksin Sputnik V yang dipuji oleh Putin, mengklaim bahwa Barat yang sedang iri berusaha untuk membeli bakat terbaiknya.
"Setiap universitas Amerika atau Eropa hanya bisa bermimpi memiliki peneliti seperti itu," kata Profesor Alexander Gintsburg.
"Dan mereka berusaha untuk memancing mereka pergi. Tapi mereka tidak akan bisa." tambahnya.
Tim yang membuat vaksin tersebut sudah bersama selama sepuluh tahun, katanya sebelum menambahkan bahwa mereka menolak pendekatan yang menguntungkan.
Baca Juga: Siap Produksi, Vaksin Covid-19 Rusia Diluncurkan Akhir Agustus
Kepala kesehatan Rusia dipaksa untuk menjelaskan bahwa vaksin tersebut tidak dapat digunakan pada mereka yang berusia di bawah 18 atau lebih dari 60 tahun karena tes belum dilakukan pada kelompok usia tersebut.
"Pekerjaan tambahan dalam jumlah besar tentunya dibutuhkan," aku Profesor Gintsburg.
Kepala Rospotrebnadzor, pengawas kesehatan masyarakat Rusia, menegaskan bahwa negara tersebut tidak hanya akan bergantung pada vaksin Sputnik V.
"Sudah pasti setiap negara, termasuk Federasi Rusia, harus memiliki beberapa vaksin berbeda. Inilah yang kami lakukan hari ini," kata Anna Popova.
Baca Juga: Seorang Gadis Tewas di Kamar Mandi, Diduga Tersengat Listrik dari Charger