Suara.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa riset masih belum menjadi prioritas di Indonesia.
Bambang menyebut situasi ini harus menjadi perhatian khusus sebab riset merupakan dasar pengetahuan untuk kemajuan bangsa.
"Barang kali kita terlalu banyak kegiatan lain dan menomorduakan riset dan inovasi. Ini adalah warning untuk kita," kata Bambang dalam diskusi virtual bersama Forum Cendikia Kelas Dunia, Selasa (18/8/2020).
"Ini warning karena tinggal 25 tahun lagi waktu kita untuk mewujudkan mimpi founding father kita. Bung Karno juga mengatakan pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memajukan perekonomian Indonesia," lanjutnya.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Buatan Indonesia Mulai Tahap Uji Coba Pada Hewan
Untuk itu dia meminta para peneliti bangsa yang tengah berada di dalam maupun luar negeri untuk menguatkan kolaborasi dalam pengembangan riset.
"Peneliti dalam negeri bisa mengembangkan talent, dan yang Diaspora bisa mengoptimalkan talentnya bekerjasama dengan yang dalam negeri, jadi saling mengoptimalkan dengan sinergi dan kolaborasi," jelasnya.
Kemenristek/BRIN sendiri, kata Bambang akan selalu mendukung setiap inovasi yang dilakukan peneliti demi membangun ekosistem inovasi Indonesia Maju 2045 yang jadi program kerja kementeriannya.
"Tahun ini lah periode yang sangat penting dan harus bisa kita manfaatkan, saya mengundang peran lebih besar peneliti untuk bisa mewujudkan Indonesia sebagai negara ekonomi kuat berbasis inovasi," pungkas Bambang.
Baca Juga: 8 Fakta Baru Kasus Dosen Lecehkan 300 Wanita Berkedok Riset Swinger