Suara.com - Rekor suhu terpanas di dunia kerap terjadi di berbagai belahan bumi, setidaknya dalam satu abad terakhir. Death Valley di Gurun Mojave California, kemungkinan jadi pemecah rekor selanjutnya.
Menyadur Al Jazeera, Selasa (18/8/2020), gelombang panas ekstrim yang melanda wilayah barat Amerika Serikat telah berdampak pada peningkatan suhu yang luar biasa di Death Valley.
Sistem observasi otomatis yang dijalankan oleh Layanan Cuaca Nasional AS di Furnace Creek melaporkan suhu di taman nasional itu sempat menyentuh angka 54,4 celcius pada Minggnu (16/8/2020), pukul 03:41 waktu setempat.
Melonjaknya suhu di wilayah lembah yang memiliki sedikit populasi penduduk itu disebut-sebut amat berkaitan dengan perubahan iklim yang dalam beberapa dekade terakhir menjadi isu serius.
Baca Juga: Bukan di Bawah Pohon Rindang, Warga AS Rela "Nyalon" di Trotoar
"Itu adalah panas yang kering. Kelembaban turun menjadi 7 persen. Tapi rasanya sangat panas," kata ahli meteorologi Daniel Berc di biro layanan cuaca di Las Vegas.
Gelombang panas yang membakar sebagian besar wilayah barat Amerika Serikat akan berlanjut sepanjang minggu, katanya pada hari Senin.
"Ini benar-benar seperti berada di dalam oven," jelasnya.
Turis pada hari Senin mengambil foto narsis di luar ruangan, termometer tidak resmi di pusat pengunjung Death Valley sambil menghindari menyentuh permukaan logam dengan kulit telanjang.
Mereka yang tinggal dan bekerja di Furnace Creek, yang memiliki populasi 24 orang pada sensus 2010, melihat catatan yang mengkhawatirkan.
Baca Juga: Menyedihkan, Populasi Beruang Kutub Diprediksi Punah pada 2100
Brandi Stewart, petugas informasi publik Taman Nasional Death Valley yang dapat melihat stasiun cuaca Furnace Creek dari jendelanya, menyebut kenaikan suhu memang terus berlangsung di tempat tersebut.