Anies Khawatir Banyak Wanita di Jakarta Hamil saat Pandemi Corona

Selasa, 18 Agustus 2020 | 12:26 WIB
Anies Khawatir Banyak Wanita di Jakarta Hamil saat Pandemi Corona
Gubernur Anies Baswedan menjelaskan soal penambahan jumlah kasus virus corona di Jakarta. (Youtube/IndonesiaLawyersClub)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku khawatir dengan potensi membludaknya angka kelahiran di masa pandemi Covid-19. Karena itu ia meminta agar jajarannya mengantisipasi hal ini sejak dini.

Meski sekarang sudah dilonggarkan, masyarakat sudah diminta berada di rumah sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan 10 April lalu. Hal ini dianggap menjadi potensi akan meningkatnya angka kehamilan.

Hal ini disampaikan Anies kepada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat rapat pimpinan.

"Angka kehamilan meningkat. Ini fakta di seluruh dunia. Kita ini, jangan sampai situasinya adalah kita tidak mengantisipasi perubahan. Kalau tidak antisipasi, repot sekali," ujar Anies dalam rapat yang ditayangkan melalui akun YouTube Pemprov DKI yang dikutip Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Tak Perlu Marah, Ini Cara Ingatkan Orang Untuk Pakai Masker

Ia lantas meminta agar jajarannya yang berkaitan segera mendata angka kehamilan sampai Agustus ini. Selanjutnya tempat tisur di rumah sakit disiapkan untuk orang tua yang akan melahirkan.

"Proyeksikan bulan Maret sampai Agustus ini, jumlah kehamilannya berapa. Jangan sampai 9 bulan kemudian puskesmas kita kekurangan tempat," ungkap Anies.

Mantan Mendikbud ini juga menginstruksikan Dinas Kesehatan memanggil para bidan DKI. Dengan demikian mereka bisa bersiap akan lonjakan ibu yang ingin melahirkan.

"Rumah bidan dikumpulkan, ajak kerja sama dengan pemerintah. Antisipasi tingkat kelahiran yang meningkat," ucap dia.

Berkenaan dengan itu, Dinas Kesehatan DKI diminta tak lupa mengurus masalah kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi. Karena akan berlangsung di tengah pandemi, maka protokol kesehatan harus disiapkan.

Baca Juga: Risiko Tinggi, Bolivia Setujui Pemutih Klorin Dioksida untuk Obat Covid-19

"Ada problem baru. Imunisasi sudah enggak bisa seperti sebelumnya. Cara melayani berubah sekali (dengan menerapkan protokol kesehatan)," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI