Berdasarkan itu, Nizam sebut hak untuk menjadi komponen cadangan pertahanan negara dapat dipenuhi melalui skema Kampus Merdeka untuk penyelenggaraan program Bela Negara yang sedang direncanakan dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) itu.
Dalam skema itu, kata Nizam, mahasiswa memiliki opsi untuk mengambil waktu hingga dua semester di luar kampus untuk menjalankan perkuliahan senilai 40 SKS.
Nizam menjelaskan bahwa pilihan ini yang dapat memfasilitasi program Bela Negara.
Ia menambahkan bahwa pihaknya kini sedang membahas perencanaan program secara konkrit dengan Kemhan.
Baca Juga: Mahasiswa Bersiaplah! Pemerintah Kaji Mata Kuliah Wajib Pendidikan Militer
"Kita sedang membahas dengan teman-teman Kemenhan tentang program-programnya yang tertulis seperti apa, baik yang sifatnya kurikuler, co-kurikuler, ekstra-kurikuler, maupun kesempatan untuk mahasiswa menjadi bagian dari kekuatan cadangan, melalui programnya Kemdikbud yang Kampus Merdeka itu," kata Nizam.
"Ya mudah-mudahan di tahun 2021 sudah bisa kita lakukan sebagai pilihan bagi mahasiswa yang ingin untuk menjadi bagian dari komponen cadangan," tambahnya.
Lebih lagi, Dirjen Dikti itu ingin memastikan program perkuliahan Bela Negara agar tidak sia-sia dalam pencapaian gelar.
"Bahkan menurut Pak Menhan dan Pak Wamen juga itu juga nanti mahasiswa mengikuti program komponen cadangan selama 10 bulan, itu dia lulus sebagai sarjana, sekaligus dia mendapatkan sebagai pangkat perwira cadangan. Jadi dobel nanti," kata Nizam.
'Meminimalisir kritisisme dari mahasiswa'
Sementara itu, Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti, mengatakan bahwa mengikutsertakan pendidikan militer ke dalam ranah pendidikan formal sangat berbahaya karena dapat memelihara kultur kekerasan.
Baca Juga: Kemendikbud Sosialisasikan Pelaksanaan Belajar Dari Rumah
"Pertama begini, kita tahu bahwa di konsep Bela Negara itu sendiri pasti akan memberlakukan yang namanya kayak semacam wajib militer, dan kita tahu kalau pendidikan militer itu adalah pendidikan yang memang disusun untuk seseorang memiliki capability untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dan sebagainya, kayak di Akmil (Akademi Militer)," kata Fatia via telpon, (17/08).