Suara.com - Setelah sempat jadi episentrum virus Corona, kota Wuhan di China mulai kembali bergeliat. Raut ketegangan para warga lambat laun mulai terhapus.
Menyadur Mirror, Selasa (18/8/2020), warga Wuhan bahkan telah menggelar pesta kolam renang besar-besaran yang bisa dikatakan sebagai perayaan dari penghapusan lockdown.
Kendati perayaan, terdapat tanda jarak sosial yang terpasang di kolam renang tersebut.
Sebuah foto menunjukkan kolam renang hanya boleh dihadiri oleh 50 persen pengunjung dari kapasitas maksimal.
Baca Juga: Pesan SBY untuk Rakyat di 75 Tahun Indonesia Merdeka
Wuhan, kota pertama di dunia yang mendeteksi adanya virus Sars-CoV-2 itu sempat mengalami lockdown selama 76 hari hingga April.
Selepas pencabutan pembatasan sosial itu, Wuhan tak lagi mencatatkan kasus infeksi baru hingga pertengahan Mei.
Pada Juni, berbagai sektor bisnis mulai kembali dibuka, termasuk kolam renang Wuhan Maya Beach Water Park.
Pesta kolam renang itu menghadirkan disk jockey (DJ), dan berbagai permainan di kolam yang membuat orang-orang berpesta dengan riang gembira.
Kembang api dan artis menampilkan pertunjukan air yang spektakuler untuk para pengunjung kolam renang, yang tampaknya berjumlah setidaknya ratusan orang.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona Ditemukan di Malaysia, Ini Kata Pakar Kesehatan China
Potret itu sangat jauh dari kesan Wuhan empat bulan lalu, di mana kota dari provinsi Hubei itu sudah seperti latar film-film zombie karena penguncian.
Pemerintah Hubei telah menawarkan tiket masuk dengan potongan harga ke situs-situs pariwisata untuk meningkatkan ekonomi provinsi setelah mencabut lockdown.
Wuhan Maya Beach Water Park dilaporkan jadi salah satu destinasi wisata yang menawarkan potongan harga. Tiket untuk turis wanita disebut mendapat diskon setengah harga.
Kendati Wuhan telah dikatakan 'aman' dari virus Corona, kasus infeksi baru terus muncul di berbagai wilayah China, yang hingga kini telah memiliki total 84.849 kasus Covid-19.
Wilayah Xinjiang di barat laut China melaporkan lonjakan besar infeksi dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi itu memaksa pemerintah China melakukan kembali pengujian massal dan tindak karantina di kota tersebut.
Walaupun terus mencatatkan infeksi virus Corona baru, jumlah kematian di China akibat penyakit tersebut tidaklah bertambah, yakni tetap 4.634 jiwa.