Tuduhan aktivitas seks di ruang kelas ini bersumber dari keterangan seorang siswa. Tapi belakangan, saksi tersebut malah menolak pernyataannya di persidangan dan telah menyewa pengacara untuk mewakilinya.
Materi rekaman CCTV di dalam kelas yang awalnya disebutkan menjadi alat bukti yang cukup kuat, menurut pengacara terdakwa, Ian Lloyd, akhirnya diragukan karena tidak dapat mengungkap apa yang terjadi.
Rekaman CCTV itu menunjukkan lengan korban terulur dan tangan siswa itu tersembunyi di bawah meja.
"Itu pernyataan sebenarnya dari apa yang ditunjukkan CCTV. Itu tidak menunjukkan kekerasan seksual," ujar Lloyd.
Baca Juga: Balada Pembelajaran Jarak Jauh, Video Presentasi Murid Ini Bikin Ngakak
Dakwaan lain menyebutkan Monica telah mengirimkan konten seksual melalui aplikasi Snapchat kepada siswanya tersebut.
Rekaman tersebut menunjukkan sang guru yang tengah berbaring di tempat tidur, mengatakan, "aku menunggunya".
Dihadapan majelis hakim, Lloyd mengatakan rekaman itu tidak menunjukkan aktivitas seksual apapun. Monica mengaku berpakaian lengkap dalam video tersebut.
Jaksa penuntut umum Scott Jaegar menentang keputusan hakim memberikan jaminan, menyebut kasus Monica sama sekali tidak lemah dan didukung oleh rekaman CCTV.
Jaegar juga mengatakan sang guru dapat menimbulkan risiko bagi korban dan dapat melakukan hal serupa terhadap anak-anak lain.
Baca Juga: Gadis 12 Tahun Ketahuan Main Judi, Ternyata Diajak Ibunya
Hakim Agung Stephen Campbell mengatakan tuduhan terhadap Monica sebagai hal yang, "terus terang mengejutkan."