Suara.com - Mutasi virus corona yang jauh lebih menular daripada jenis asli dari Kota Wuhan terdeteksi di Malaysia oleh otoritas kesehatan pada Minggu (16/8).
Menyadur The Straits Times, Senin (18/8/2020), mutasi virus Covid-19 yang diberi nama D614G ditemukan oleh Institut Penelitian Medis Malaysia dalam empat kasus dari dua kluster Covid-19.
kepala kesehatan Noor Hisham Abdullah dalam posting Facebook pada hari Minggu, kluster tersebut adalah Sivagangga dan kluster Ulu Tiram.
Menurut Datuk Dr Hisham, dengan ditemukannya mutasi tersebut berarti masyarakat perlu lebih berhati-hati dan terus disiplin dalam mempraktikkan tindakan pencegahan seperti social distancing, personal hygiene dan pemakaian masker.
Baca Juga: Picu 45 Kasus Corona, Pria India Didenda Rp 42 Juta dan Penjara 5 Bulan
"Ini ditemukan 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh 'penyebar super' individu," katanya, tentang mutasi virus tersebut.
Dia mengatakan strain ditemukan dalam tes pendahuluan dan tes lanjutan akan dilakukan pada kasus lain termasuk kasus indeks dari kedua kelompok.
Meski demikian, dia mencatat bahwa tindakan cepat oleh otoritas kesehatan Malaysia telah mengendalikan penyebaran virus dari kelompok yang terkena dampak.
Malaysia melaporkan 26 kasus baru pada hari Sabtu, sehingga jumlah total infeksi sejauh ini menjadi 9.175. Tidak ada korban jiwa baru yang dilaporkan, membuat jumlah angka kematian tetap 125 kasus.
Mutasi virus D614G ditemukan oleh para ilmuwan pada awal Juli 2020, dan dapat membuat penelitian vaksin saat ini tidak efektif terhadap strain baru.
Baca Juga: Tak Punya Printer, Siswa SD Tulis dan Gambar Materi Sekolah Secara Manual
Mutasi virus tersebut ditemukan oleh peneliti dari Los Alamos National Laboratory di New Mexico dan Duke University di North Carolina bermitra dengan grup riset Covid-19 Genomics UK dari University of Sheffield.
Hasil penelitian berbasis laboratorium yang diterbitkan dalam sebuah jurnal menunjukkan bahwa ada mutasi yang lebih mudah ditularkan di antara orang-orang daripada iterasi virus sebelumnya, meskipun temuan tersebut masih harus dibuktikan.
"Saya pikir data menunjukkan bahwa ada satu mutasi yang benar-benar membuat virus dapat bereplikasi lebih baik, dan mungkin memiliki viral load yang tinggi," kata spesialis penyakit menular AS Anthony Fauci kepada Journal of American Medical Association tentang penelitian tersebut.
"Kami tidak memiliki hubungan apakah seseorang menjadi lebih buruk dengan ini atau tidak. Sepertinya virus bereplikasi lebih baik dan mungkin lebih menular, tapi ini masih pada tahap mencoba untuk mengkonfirmasi itu," katanya.
Tim peneliti melakukan eksperimen tambahan, menganalisis data 999 pasien Inggris yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Mereka mengamati bahwa mereka yang memiliki varian terbaru dari virus tersebut memiliki lebih banyak partikel virus di dalamnya, tetapi tidak berpengaruh pada tingkat keparahan penyakit mereka.
Sementara itu, eksperimen laboratorium menunjukkan bahwa varian virus tersebut tiga hingga enam kali lebih mampu menginfeksi sel manusia.