Munadjat juga secara khusus menitipkan pesan pada Ganjar untuk terus menjaga persatuan, keguyuban, dan kerukunan warga.
“Kami tahu, bapak sudah berbuat banyak untuk Jawa Tengah, namun mewakili teman-teman veteran, kami titip agar jateng tetap terjaga persatuan kesatuannya, guyub rukun warganya, dijiwai nilai-nilai Pancasila untuk menajdi bangsa yang tata tentrem kerta raharja,” ungkapnya.
Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan di lingkungan Jateng sendiri digelar dengan sederhana. Peserta upacara tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya digelar meriah di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang.
Tahun ini, upacara hanya diikuti sebagian dari ASN Pemprov Jateng, perwakilan dari TNI-Polri, dan pelajar.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Kirim Bahan Bangunan bagi Seorang Warga di Desa Terpencil
Sementara itu, Ganjar dalam amanatnya menyampaikan, kesederhanaan warga di Dusun Girpasang, Kabupaten Klaten membuatnya belajar. Ia belajar banyak dari seorang tokoh bernama Mbah Patmo Darsono, yang sudah berusia sekitar 70 tahun, tetapi tetap bersemangat dan selalu bersyukur tanpa mengeluh.
Ia juga mengutip nasihat Mbah Patmo yang relevan untuk seluruh masyarakat Jateng. Nasihat itu disampaikan dalam bahasa Jawa, "Urip kui senajan abot tetep kudu dilakoni. Aja sambat lan aja ngeluh, aja mandhek sanajan dengkul wis ndredheg. (Hidup itu meskipun berat tetap harus dijalani. Jangan mengeluh, jangan berhenti meskipun lutut sudah bergetar)."
"Spirit Mbah Patmo untuk jangan mengeluh itu yang harus terus ada di dada kita. Menengok sanubari dan menakar kadar cinta kepada negeri. Tidak dari seberapa penting posisi atau tenarnya nama kita," kata Ganjar.