Most shared images: pro - kontra salib
Dari gambar yang paling banyak dishare di Twitter ini, ada protes, kritikan, serangan, juga humor.
Apa yang salah?
Banyak yang bingung mengapa supergraphic yang menghasilkan 10 elemen sebagai representasi nilai luhur Pancasila itu malah menghadirkan polemik. Menurut Ismail Fahmi ada dua hal yang berbeda. Pertama, elemen supergraphic. Kedua, komposisi turunan dari elemen supergraphic.
Baca Juga: Dagelan Politik Dari Simbol Mirip Salib Sampai Maksa Nelpon di Pesawat
"Saya kira semua bangga dengan 10 elemen supergraphic. Begitu genius, dengan pola grafis bisa mewakili 10 nilai dalam Pancasila. Ini fix interpretasinya. Nah, yang punya potensi multi interpretasi adalah komposisi turunannya. Siapapun bisa membuat komposisi, seperti Lego," kata dia.
Komposisi turunan ini yang kemudian digunakan dalam spanduk, ternyata dilihat dengan interpretasi yang berbeda-beda oleh setiap orang.
Ada yang melihatnya sebagai komposisi yang random tak bermakna, ada yang melihat pola, seperti salib misalnya, kata dia.
Bisakah saling menghargai?
Polemik pro-kontra persepsi publik atas komposisi dalam spanduk itu memperlihatkan bahwa "jiwa saling menghargai perbedaan pendapat" itu masih langka.
Baca Juga: Spanduk HUT Ke-75 RI Disebut Mirip Salib, Revisi Warganet Ini Viral
Warga bangsa ini menunjukkan belum dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat. Saling serang, merasa paling benar.